Gasak Emas Batangan Rp 1,6 Miliar
Maling Bobol Rumah Mewah
SURABAYA – Pekerjaan rumah polisi jelang akhir tahun bertambah. Jumat (24/11) polisi mendapati satu kejadian menonjol. Komplotan bandit kelas kakap membobol brankas di sebuah rumah mewah di kawasan Manyar Kertoarjo.
Para bandit beraksi saat pagi. Polisi memperkirakan aksi tersebut terjadi pukul 08.30–11.00. Saat itu pemilik rumah dan dua pembantunya keluar rumah. Mereka pergi ke pasar untuk berbelanja.
Setelah pulang, mereka kaget saat mendapati gembok pintu gerbang rusak. Tiga orang tersebut langsung berlari masuk ke dalam rumah. Pintu depan rumah mewah tersebut juga dirusak. Bukan cuma itu, pintu kamar korban juga dicongkel.
Nah, yang paling bikin geregetan, komplotan tersebut juga berhasil merusak brankas besi milik korban. Puluhan emas batangan yang jadi tabungan korban raib. Tepatnya, ada 25 emas batangan seberat 3,2 kg yang digondol pelaku. Kerugian yang diderita korban ditaksir mencapai lebih dari Rp 1,6 miliar.
Mereka lantas menghubungi Polsek Mulyorejo. Tim Inafis pun diluncurkan untuk mengiden ti fikasi tindak kriminal kelas kakap itu. ’’Sekitar sejam polisi berada di lokasi,’’ ujar sumber Jawa Pos yang enggan disebutkan namanya.
Para pelaku tidak meninggalkan barang bukti apa pun di lokasi kejadian. Korps Bhayangkara meneliti sejumlah bekas yang ditinggalkan para pelaku. Mulai kerusakan sejumlah barang milik korban hingga memperkirakan gaya permainan para pelaku.
Sumber internal Jawa Pos di kepolisian menyebutkan, para pemain diperkirakan berasal dari luar Surabaya. Pasalnya, mereka tak menemukan satu pun jaringan pembobol brankas yang bermain di area metropolis.
Argumentasi tersebut dilontarkan lantaran polisi juga melihat sejumlah rekam jejak kelompok lain yang beraksi di luar Surabaya. Yang bisa dijadikan contoh adalah komplotan Suhartono yang berhasil membobol brankas SMK 4 Pancoran. Tipe pemain di area tapal kuda yang identik dengan kekerasan tak ditemukan di Manyar Kertoarjo. Malahan, pelaku mencuri logam mulia itu saat rumah dalam keadaan kosong. ’’Bukan dari timur dan bukan juga lokal Surabaya,’’ ungkapnya.
Untuk diketahui, sindikat pembobol brankas tersebut biasanya beraksi dengan berkelompok. Biasanya mereka terdiri atas dua sampai lima orang. Mereka biasa mencari sasaran di kawasan perumahan elite.
Sebelum beraksi, biasanya mereka melakukan pengintaian selama beberapa hari. Bandit berlevel sangat mahir itu biasanya menginap di sejumlah hotel. Bahkan, mereka punya jaringan tertentu yang bisa digunakan untuk mendukung operasional aksi. Mulai jasa transportasi, safe house, hingga tim penyapu yang bertugas meminimalkan reka jejak kejahatan. ’’Sangat canggih,’’ ujar anggota reserse tersebut.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Leonard Sinambela mengaku menyusun tim untuk melakukan penyelidikan. ’’Kami susun strategi untuk penyelidikan,’’ jelasnya. (mir/c22/ano)