Beri Kesempatan Murid Magang
Kelengkapan PKBM Plus
SURABAYA – Pelaksanaan program pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) plus yang diinisiatori pemkot segera berjalan. Saat ini ratusan siswa PKBM telah tercatat dalam program pendidikan nonformal yang dilengkapi dengan pelatihan vokasional itu.
Berdasar pantauan Jawa Pos di Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya kemarin (25/11), sebanyak 375 orang tercatat mengikuti sosialisasi pelatihan vokasional. Perinciannya, 200 siswa kelas XII serta 175 siswa kelas IX, X, dan XI.
Anggota Tim Penyusun Naskah Akademik Program PKBM Plus Yudha Prasetiawan mengungkapkan, dalam sosialisasi tersebut, ada dua program sasaran. Pertama, tahap pengenalan vokasional kepada siswa PKBM kelas IX, X, dan XI. Kedua, melakukan pemetaan peminatan bidang keahlian yang dipilih siswa kelas XII.
Pemetaan tahap awal berdasar kegiatan awal itu sangat penting sebelum pelatihan vokasional di lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Setelah siswa memilih keahlian yang diinginkan, pada 10 Desember mereka akan menjalani tes bakat minat.
Dari hasil tes tersebut, dapat diketahui bidang keahlian yang pas untuk murid. Jika cocok dengan pilihan awal, murid tinggal meneruskannya. Jika pilihan dan hasil tes melenceng jauh, dispendik akan mengusulkan untuk memilih bidang keahlian lain yang disediakan.
Setelah melakukan tes, seluruh murid akan menjalani program pelatihan di lembaga LKP yang sudah bekerja sama dengan dispendik.
Tidak hanya mengikuti pelatihan LKP, Ketua Forum Larasdikdudi Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa pelajar yang mengikuti program PKBM plus akan berkesempatan magang. Tepatnya, di beberapa dunia usaha dan dunia industri (dudi) yang telah bekerja sama dengan pemkot.
Vendeta Firmanto Giri, salah seorang siswa yang mengikuti sosialisasi tersebut, mengaku senang dengan program itu. Sebab, melalui program tersebut, bakatnya yang selama ini hanya dilakukan di luar jam belajar akan bisa digabungkan di PKBM.
Sementara itu, anggaran untuk sanggar kegiatan belajar (SKB) mendapat porsi besar dalam APBD 2018.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti menjelaskan, komisi D tidak mempermasalahkan anggaran tersebut. Anggaran sebanyak Rp 30 miliar tersebut mencakup pembelian sarana dan prasarana gedung serta pelatihan. ”Ternyata juga dianggarkan uang saku untuk siswa,” ungkapnya. (elo/sal/c20/nda)