Jawa Pos

Musisi Butuh Uji Kompetensi

-

SURABAYA – Kegiatan bermusik tidak lagi sebatas hobi. Pekerjaan sebagai musisi perlahan diakui. Salah satunya, ada uji kompetensi bagi para profesiona­l di bidang musik.

Kemarin (25/11) kegiatan uji kompetensi berlangsun­g di Kilang Orchestra Music School. Semua orang yang memiliki kemampuan bermusik bisa mengikuti program dari Lembaga Sertifikas­i Kompetensi tersebut. Tak main-main, Andy Ayunir dan Elsa Sigar didaulat sebagai penguji.

Dalam uji kompetensi itu, Andy dan Elsa menguji kemampuan teori dan praktik 50 peserta. Peserta didominasi pemain piano. Namun, menurut Andy, ke depan dibuka kesempatan untuk semua musisi. ”Termasuk para musisi tradisiona­l. Pemain gamelan, misalnya,” ujar alumnus Berklee College of Music, Boston, AS, itu.

Dengan adanya uji kompetensi tersebut, kemampuan musisi diakui secara nasional. Sebab, ser- tifikat dikeluarka­n langsung oleh pemerintah. Yakni, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan. ”Selama ini musik hanya dianggap sebagai pengisi waktu luang, padahal potensinya besar di semua sektor,” imbuh Andy.

Dia mencontohk­an, musisi ada di hampir semua bidang. Mulai perhotelan, bisnis restoran, pertelevis­ian, hingga pariwisata. Namun, lanjut dia, para musisi tidak memiliki kemampuan yang tersertifi­kasi. Karena itu, persaingan dan kesejahter­aan musisi sering diabaikan. ”Padahal, musisi negara lain memegang sertifikat dan gaji mereka jauh lebih besar,” kata komposer tersebut.

Hal serupa diungkapka­n Elsa Sigar. Anggapan yang keliru tentang profesi musisi memang perlu diluruskan. Dengan sertifikat itu, profesiona­l di bidang musik tidak akan dipandang sebelah mata. (kik/c7/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia