Pilu di Peringatan Hari Guru
HARI Guru Nasional (HGN) tahun ini menjadi memori pahit bagi Mahmud Ubaid. Betapa tidak, pria yang berprofesi sebagai guru madrasah di Yayasan Roudlotul Ilmi, Tambaksumur, itu sedang tertimpa musibah. Rumahnya di Tambaksumur saat ini menyisakan dinding pasca sapuan angin puting beliung Rabu lalu (22/11).
Kemarin (25/11) Mahmud membenahi rumahnya. Dibantu beberapa tetangga, Mahmud membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Dia bersyukur telah mendapat bantuan asbes. Karena itu, atap rumahnya yang bolong bisa ditutupi. ’’Awalnya hanya ditutup pakai terpal plastik dari BPBD. Alhamdulillah dapat (asbes) ini, jadi bisa lebih tenang,” ujarnya.
Dibandingkan dengan Desa Tambakrejo, jumlah warga terdampak puting beliung di Desa Tambaksumur lebih sedikit. Jika di Tambakrejo terdapat 695 bangunan rusak, di Tambaksumur terdata 157 rumah rusak. Untuk meringankan beban korban, warga yang rumahnya tidak terkena terjangan angin dahsyat itu ikut mengulurkan tangan. Mulai uang, material bangunan, sampai makanan.
Semangat gotong royong warga itu membuat desa bangga. Kasi Kesejahteraan Desa Tambaksumur Muhammad Misbah mengungkapkan, bantuan berupa material bangunan sangat penting. Bantuan dari BPBD baru berupa terpal, logistik, dan makanan. ’’ Yang jelas, melihat warga saling tolong-menolong, rasanya lega sekali. Sambil jalan, pemulihan bisa diawali sambil pendataan selesai,” ujarnya.
Kondisi desa yang belum pulih total itu tentu membuat warga masih kerepotan menjalankan rutinitas. ’’Untungnya, acara-acara desa dan resepsi warga seperti nikahan sudah dilaksanakan kemarin-kemarin sebelum kejadian. Kalau dalam kondisi seperti sekarang ini, tentu memprihatinkan,” ujar Misbah. (via/c17/hud)