Nilai Murid Naik berkat Kotak Suge
DODIK Budi terlihat antusias ketika Lilik Masrukhah, gurunya, menerangkan cara membuat kalimat dalam bahasa Inggris. Pelajaran tersebut tak berlangsung di dalam kelas, tetapi di halaman SMPN 2 Wonoayu Rabu (22/11).
Siswa kelas VII-F dan sejumlah pelajar lain belajar bersama. Sama seperti Dodik, mereka berlomba bisa merangkai kalimat dalam bahasa Inggris. ”Saya suka diajari Bu Lilik. Cara mengajarnya itu menyenangkan. Bikin kami cepat bisa,” ungkap Dodik.
Untuk bisa menyusun kalimat, siswa dibantu dengan susunan kata kerja, subjek, dan objek. Siswa mengambil beberapa kata- kata tersebut dari kotak- kotak yang sudah tersedia, lantas me nyu sunnya menjadi kalimat. ”Cara ini mengasyikan,” lanjut Dodik.
Siang itu mereka sedang mengulas materi time, date, day, and month melalui media kotak suge dalam komik digital. Liliklah yang merancangnya dalam kurun waktu setahun ini. ”Ini pengembangan dari kurikulum nasional. Saya melihat masih ada sesuatu yang kurang, yaitu pengelompokan kata,” tutur ibu tiga anak tersebut. ”Suge adalah singkatan dari shuffle game,” terang Lilik.
Tak hanya menyusun kalimat, siswa juga diajarkan membuat cerita dari kalimat-kalimat yang mereka buat. Setiap cerita akan tercantum dalam sebuah kerangka gambar berbentuk pohon. Semakin banyak yang berhasil membuat cerita, makin tinggi tingkat metode tersebut.
”Tolok ukur keberhasilannya seperti itu,” ujar alumnus Universitas Islam Malang tersebut. Tolok ukur lainnya adalah nilai siswa. Semula, rata-rata nilai bahasa Inggris siswa adalah 7,5. Setelah belajar dengan metode itu, nilanya naik menjadi 8,5.
Berkat metode tersebut, Lilik berhasil meraih juara II lomba karya tulis ilmiah Gerakan Budaya Literasi. Program tersebut digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo bersama Jawa Pos.
Lilik berencana terus mengembangkan metode kotak suge tersebut. Caranya, menambahkan kolom kata kerja, sifat, dan waktu agar diksi dan wawasan anak-anak dalam menulis kalimat lebih luas. ”Dengan gaya bermain seperti ini, mereka akan suka dan semakin banyak baca tulisan berbahasa Inggris,” terangnya.
Saat ini dia merancang buku panduan agar metode tersebut dapat dirasakan pelajar lainnya. Minimal di Sidoarjo. Menurut Lilik, bahasa Inggris adalah kunci bagi generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi. ”Dan pekerjaan yang layak bagi mereka di masa depan,” tandas suami Dzikrudin tersebut. (jos/c25/ai)