Prospek Cerah Bisnis Kuliner Halal
SEIRING pesatnya perkembangan industri kuliner beberapa tahun belakangan, permintaan terhadap menu-menu halal pun ikut melesat. Tidak hanya brand atau resto di negara mayoritas berpenduduk muslim yang gencar. Di benua Amerika, Eropa, atau Asia Timur seperti Jepang, menu-menu halal juga semakin mudah didapat. Eksistensi makanan halal pun diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa waktu mendatang.
Tren halal food juga berprospek cerah untuk semakin memajukan industri kuliner di Indonesia, terutama Jawa Timur. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mencermati perkembangan tersebut sebagai isu global yang harus terus dieksplorasi. Peluangnya dinilai bagus, apalagi didukung dengan generasi muda yang semakin kreatif dalam mengemas dan memasarkan.
”Kalau kita lihat, di Amerika, Eropa, hingga beberapa negara di Asia sudah mulai melirik dan mengembangkan halal food. Ini bukti bahwa, saat ini halal food dan produk halal, semakin diminati masyarakat dunia,” ujar Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf.
Semakin tingginya perhatian masyarakat terhadap kuliner halal juga mendapat atensi dari Direktur Sales Marketing PT Lazizaa Rahmat Semesta Fajar Ali Imron Rosidi. Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia semakin aware dengan kuliner halal berkualitas. Sebab, pemahaman masyarakat Indonesia terkait syariah selalu meningkat dari tahun ketahun.
”Hal ini tak hanya berlaku di dunia kuliner, bahkan juga menjalar ke industri fashion. Hijab misalnya, yang saat ini menjadi tren sehingga semakin banyak orang yang mulai berhijab,” jelasnya.
Fajar menilai tak hanya dari konsumen, produsen pun kini juga sudah melek syariah. ”Terbukti, sekarang semakin banyak pengusaha kuliner yang mulai menerapkan makanan halal dan mengantongi sertifikat halal dari MUI,” paparnya. Pengusaha kuliner halal pun punya cara tersendiri untuk menjaga konsistensi produknya. Di antaranya adalah selektif dalam memilih rekan bisnis. Terutama untuk pemasok bahan utama yang juga wajib mengantongi sertifikasi halal dari MUI. (zul/kkn)