Waspada, Pulau Bali Bisa Terisolasi
Letusan Terakhir Gunung Agung Selama Sebulan Status Gangguan untuk Penerbangan Jadi Merah
KARANGASEM – Pemprov Bali dan pemerintah pusat harus menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi letusan Gunung Agung. Berdasar sejarah letusan terakhir, rangkaian erupsi gunung tertinggi di Pulau Dewata itu bisa berlangsung lama
Jika penerbangan sampai terganggu lantaran jalur ke Bali terisolasi, perlu ada antisipasi.
Itu sangat penting. Sebab, Bali sangat bergantung pada dunia pariwisata. Belasan penerbangan yang mengangkut turis asing ke Bali sudah dibatalkan. Bukan hanya Bali, melainkan juga wilayah di sekitarnya. Kemarin (26/11) seharian Bandara Internasional Lombok ditutup karena abu vulkanis Gunung Agung terbawa angin hingga ke sana. Ribuan penumpang harus membatalkan penerbangan dari dan ke Lombok.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika menyatakan, aktivitas Gunung Agung semakin tinggi kemarin. Dalam tempo dua jam, tidak kurang tiga letusan terdeteksi. Semburan abu valkanis pun teramati semakin tinggi, mencapai 3.380 meter di atas puncak kawah.
”Secara visual, abu vulkanis semakin tinggi dan tebal. Tekanannya juga semakin kuat,” kata Suantika di Pos Pengamatan Gunung Api Agung.
Suantika menjelaskan, itu terjadi karena intrusi alias penerobosan magma kian tinggi. Debit per satuan waktunya juga semakin besar.
Mengacu pada peristiwa meletusnya Gunung Agung 54 tahun lalu, lanjut Suantika, sangat mungkin letusan serupa yang terdeteksi beberapa hari belakangan terus terjadi sampai satu bulan ke depan. Artinya, semua pihak harus bersiap menghadapi dampak aktivitas Gunung Agung dalam jangka waktu yang cukup lama.
”Mengacu pada letusan 1963, butuh sebulan untuk sampai ke letusan paling besar,” terang dia. ”Semburan abu valkanis yang saat ini terjadi adalah peringatan dari Gunung Agung akan datangnya letusan utama. Nantinya, bukan tidak mungkin ada letusan disertai keluarnya lava,” lanjutnya.
Harapan PVMBG, kalau keluar, lava meleleh ke bawah alias terjadi secara perlahan. Sebab, ancaman bakal semakin tinggi bila lava keluar disertai ledakan. Ledakan bisa terjadi bila volume lava tidak sebanding dengan besar lubang di kawah Gunung Agung.
Sampai kemarin sore, rekomendasi PVMBG belum berubah. Yakni, masyarakat diminta tidak beraktivitas di zona berbahaya dalam radius 6 kilometer dari sekitar puncak kawah Gunung Agung. Selain itu, ada perluasan sektoral ke utara-timur laut serta tenggara-selatan-barat daya sejauh 7,5 kilometer, area harus kosong. ”Radius masih mungkin ditambah jika kondisi semakin buruk,” papar Suantika.
Berkaitan dengan perubahan level volcano observatory notice for aviation (VONA) dari oranye menjadi merah, Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menjelaskan, itu terjadi karena kolom abu vulkanis sudah mencapai ketinggian 6.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). ”Bukan di atas kawah puncak,” ujarnya.
Bila ketinggian Gunung Agung 3.142 mdpl dikalkulasi dengan ketinggian kolom abu vulkanis kemarin, angkanya mencapai 6.522 mdpl. Jadi, kondisi saat ini sudah cukup jauh melebihi batas tertinggi level oranye.
Seiring meningkatnya level VONA, pengaruh aktivitas Gunung Agung terhadap operasional bandara maupun penerbangan juga kian tinggi. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub mengeluarkan notam B8868/17 untuk seluruh maskapai di Indonesia terkait penutupan Bandara Internasional Lombok. Notam ( notice to airmen) tersebut berlaku kemarin pukul 17.55 Wita sampai hari ini (27/11) pukul 06.00 Wita.
Penutupan Bandara Internasional Lombok dilakukan setelah dilaksanakan rapat koordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah IV, airlines, ground handling, Airnav Indonesia, serta BMKG kemarin pukul 17.00 Wita. Selain itu, adanya pengamatan di lapangan dalam bentuk paper test untuk mengetahui kondisi volcanic ash (VA) di area bandara. ”Pilot juga melaporkan adanya VA,” tutur Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso. Menurut Agus, pihaknya akan mengevaluasi penutupan bandara hingga hari ini.
Agus menambahkan bahwa VA sangat berbahaya bagi pesawat. Jika debu tersebut masuk mesin pesawat, mesin akan panas. Bisa juga mengakibatkan mesin tibatiba mati.
Untuk mengantisipasi penutupan bandara, menurut Agus, pihaknya telah menyiapkan sepuluh ban- dara. Bandara tersebut, antara lain, ada di Banyuwangi, Surabaya, Solo, Jogjakarta, Labuan Bajo, Makassar, Kupang, dan Balikpapan. ”Kami juga sudah menyiapkan 200–300 bus untuk turis yang mau ke Lombok, tapi harus mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ujar Agus.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi mengatakan, penutupan Bandara Internasional Lombok berdampak terhadap 16 operasional penerbangan dari dan menuju Lombok. Penerbangan tersebut terdiri atas 13 penerbangan domestik dan 3 penerbangan internasional.
Salah satu maskapai yang membatalkan keberangkatannya kemarin adalah Citilink Indonesia. Citilink Indonesia membatalkan satu penerbangan rute Surabaya– Lombok dan sebaliknya. ”Manajemen Citilink Indonesia memutuskan untuk membatalkan penerbangan Surabaya–Lombok demi keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata Vice Presiden Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar.
Benny juga meminta pengertian dan kerja sama para penumpang pada dua penerbangan, yakni QG 660 dan QG 661, karena pembatalan itu disebabkan faktor alam. ”Para penumpang yang penerbangannya dibatalkan akibat dampak erupsi Gunung Agung dapat melakukan refund sebesar 90 persen. Selain itu, bisa juga reskedul dengan menghubungi call center Citilink Indonesia di nomor telepon 08041080808,” kata Benny.
Bagikan Masker Menindaklanjuti aktivitas Gunung Agung saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali membagikan masker kepada masyarakat di beberapa wilayah. ”Rendang, Selat, Bebandem, Manggis, dan Kubu,” ujar Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra.
Sedikitnya 100 ribu masker sudah dibagikan kemarin. Dia meminta masyarakat mengenakan masker tersebut setiap bepergian ke luar rumah. Itu penting karena abu vulkanis berbahaya bagi kesehatan.
Senada dengan Indra, Kepala Pelaksana BPBD Klungkung Putu Widiada mengungkapkan, instansinya sudah membagikan masker kepada masyarakat. ”Dinas kesehatan, PMI kurang lebih bagikan 6.300 masker,” katanya.
Selain membagikan masker, Pemkab Klungkung kembali bersiap diri mengantisipasi kedata- ngan pengungsi. Meski belum signifikan, aktivitas Gunung Agung beberapa hari belakangan cukup membuat masyarakat waswas. Sebagian sudah memutuskan kembali ke lokasi pengungsian. ”Hari ini (kemarin, Red) di GOR Swecapura ada tambahan 620 pengungsi,” kata Widiada. Dia memprediksi jumlahnya akan terus bertambah. Untuk itu, instansinya kembali mendirikan tenda darurat. (lyn/syn/c10/ang)