Jawa Pos

Pengalaman Sebulan tanpa Penjualan

-

GIYOMI saat ini memiliki omzet ratusan juta rupiah. Konsumenny­a tersebar di seluruh Indonesia. Namun, capaian itu tidak datang begitu saja. Nadia, Meldy, dan Yudha pernah mengalami fase jatuh bangun saat merintis usaha.

Nadia menceritak­an, pada 2014 dirinya bersama Meldy sempat menggunaka­n kamar kos sebagai toko untuk menjual produkprod­uknya selama sekitar setahun. ’’Saat kuliah biasanya anak-anak bawa buku. Tapi, kami malah bawa barang jualan. Karena belum ada modal, kos kami gunakan untuk store seadanya,’’ ujarnya.

Lambat laun usaha tersebut mulai menunjukka­n hasil. Pada 2015, Giyomi mengontrak sebuah tempat untuk dijadikan toko di kawasan Kertajaya, Surabaya. Giyomi akhirnya memiliki store sendiri di daerah Juwingan pada 2016.

Bukan hanya pengalaman pindahpind­ah lokasi berjualan, Giyomi juga pernah mengalami seretnya penjualan. Dalam sebulan hanya laku satu sampai dua pcs. ’’Bahkan, pernah sampai sebulan tidak ada yang laku,’’ tutur perempuan 23 tahun itu. Situasi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Nadia, Meldy, dan Yudha untuk melatih kesabaran.

Yudha menambahka­n, kunci usaha Giyomi adalah sabar, ulet, dan menjaga kualitas produk. Juga tidak cepat merasa puas. ’’Kebanyakan kalau start-up itu inginnya langsung laku. Baru terjual 1.000 pcs langsung buka usa ha lain. Jadi, akhirnya usahanya bercabang dan tidak fokus,’’ paparnya.

Tantangan lain yang dihadapi Giyomi adalah tren yang cepat berubah. (car/c22/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia