Raya Porong Jadi Sungai
Tergenang Mulai Sabtu Malam
SIDOARJO – Hujan deras yang mengguyur Sidoarjo sejak Sabtu malam (25/11) langsung bikin banjir. Yang terparah ada di Jalan Raya Porong, salah satu ruas utama yang menghubungkan Surabaya–Malang. Kemarin (26/11) jalan berubah bak sungai. Dampaknya besar.
Sejumlah sepeda motor langsung berbalik arah mencari jalur alternatif. Beberapa bahkan naik tanggul lumpur untuk menghindari banjir. Jadwal kereta api juga terganggu
Banjir sepanjang 2 kilometer itu membentang di jalan sekitar tanggul lumpur hingga Pasar Porong. Kedalamannya bervariasi. Sekitar 30 sentimeter hingga melebihi ban mobil.
Sekitar pukul 14.00 kemarin, Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) melarang kendaraan naik ke tanggul. Mereka khawatir beban kendaraan berdampak buruk. ’’Khawatir longsor,’’ kata Humas PPLS Hengki Listria Adi.
Menurut alumnus Universitas Padjadjaran, Bandung, itu, PPLS mengutus petugas ekstra untuk menjaga agar tanggul tidak dilewati kendaraan roda dua. Warga juga diimbau untuk tidak melewati tanggul. Mereka diminta mencari jalur alternatif lain. Misalnya, jalur Kalitengah, Tanggulangin– Keboguyang, Jabon.
Banjir terjadi karena Sungai Ketapang di sisi utara tanggul meluap. Air hujan yang seharusnya masuk sungai kembali ke jalan. ’’Kami sudah berupaya semaksimal mungkin dan menghidupkan delapan pompa air. Tapi, airnya nggak mau surut,’’ katanya.
Sebenarnya PPLS memiliki tempat menyimpan air yang terletak di antara Sungai Ketapang dan tanggul lumpur. Fungsinya, menampung air ketika hujan turun. Tapi, ketinggian air sudah maksimal. Akibatnya, banjir tak bisa dialihkan ke penampungan itu. ’’Kalau dipaksa dibuang ke penyimpanan air itu, nanti tanggul bisa jebol,’’ lanjutnya.
Koordinator Pengawas Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Suprijanto me ne rang kan, banjir terjadi lantaran kondisi jalan yang rendah ditambah debit hujan yang tinggi. Dan lagi-lagi, solusi yang ditawarkan adalah peninggian badan jalan.
Pada 2015 jalan tersebut sudah ditinggikan sekitar 60 sentimeter. Tapi, itu dirasa masih kurang. Sebab, masih ada titik yang lebih rendah sehingga tergenang. Tahun ini kembali ada agenda peninggian jalan. ’’ Tapi, belum disetujui. Kami masih mencari alternatif lain,’’ tutur pria 54 tahun tersebut.
Dia menambahkan, titik semburan lumpur membuat ketinggian jalan drop. Saat ini dia terus berupaya mencari solusi bersama. Termasuk dengan PPLS. ’’Kejadian ini harus dibicarakan dengan banyak pihak,’’ katanya. (jos/c7/dos)