Jawa Pos

Menolak Disebut Kutu Loncat

-

SURABAYA – Tudingan sebagai kutu loncat atau pembelot partai banyak bermuncula­n untuk Bupati Trenggalek Emil Dardak. Setelah mendapat rekomendas­i sebagai cawagub Khofifah dari dua partai, Demokrat dan Golkar, bupati Trenggalek itu dicap meninggalk­an partai yang selama ini menyokongn­ya sebagai kepala daerah, PDI Perjuangan.

Saat ditemui di Surabaya kemarin (26/11), Emil enggan menanggapi terlalu jauh tudingan tersebut. Termasuk soal kepemilika­n kartu tanda anggota (KTA) partai tertentu. Meski jenuh didesak dengan pertanyaan yang sama, Emil tetap terlihat tenang. ”Pokoknya, kalau saya membahas itu (KTA, Red), ujung-ujungnya nggak produktif,” ungkapnya setelah acara AMPI di DPD Partai Golkar Jatim kemarin.

Emil memilih untuk mengikuti arahan Khofifah sebagai cagubnya. Yakni, fokus pada tugas sebagai bupati lebih dulu. Dia juga menampik anggapan bahwa dirinya serta-merta meninggalk­an Trenggalek yang dipimpin selama tiga tahun.

Berdasar perundang-undangan yang berlaku, dia menegaskan masih bisa mengabdi di Trenggalek hingga tahun keempat pemerintah­annya. ”Ini yang perlu saya jelaskan kepada masyarakat bahwa bukannya tiba-tiba saya meninggalk­an. Dada Trenggalek...,” tuturnya sambil melambaika­n tangan.

Acara AMPI menjadi salah satu kesempatan bagi Emil untuk meluruskan tudingan kutu loncat itu. Menurut dia, AMPI punya cara yang cukup elegan dan cerdas untuk menjawab soal kaum milenial yang tidak berpendiri­an. ”Jangan disangka anak milenial itu haus kekuasaan dan sebagainya. Pandangan politik berbeda itu kan tidak kali pertama terjadi di negeri ini,” tegasnya.

Pemimpin 33 tahun tersebut malah melihat posisi Wagub sebagai kesempatan yang lebih besar untuk mengabdi. Setelah pemberlaku­an Undang-Undang 23/2014, sejumlah kewenangan kabupaten/kota berpindah ke provinsi. Misalnya, kehutanan dan kelautan.

Padahal, lanjut dia, kehutanan merupakan salah satu aset utama Trenggalek. ”Pengorbana­nnya sedikit, kepemimpin­an nggak sampai lima tahun. Tapi, kami bisa ikut mengamanka­n kebijakan untuk kepentinga­n Jatim Selatan, termasuk Trenggalek,” papar putra Hermanto Dardak itu. (deb/c16/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia