Jawa Pos

Keruk Anak Sungai, Belum Sentuh ”Induk”

Intensitas hujan mulai naik. Beberapa pekan ini, jajaran Pemkab Gresik mempersiap­kan diri menghadapi ancaman bencana banjir. Pencegahan tidak maksimal.

-

HARIHARI ini, instansi-instansi pemerintah makin sibuk memelototi peta kawasan rawan banjir. Mereka juga mempersiap­kan kebutuhan yang bakal diterjunka­n untuk kegiatan tanggap bencana. Salah satunya, menggencar­kan peringatan untuk perangkat desa di wilayah-wilayah rawan. Mereka diminta woro

agar warga siap siaga. ”Kami juga sudah membentuk tim tanggap bencana,” kata Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Abu Hasan.

Sekarang, kata Abu, sudah terbentuk 33 desa tangguh bencana. BPBD akan menambah lagi target dengan jumlah yang hampir sama. Di desa tangguh bencana, masyarakat sudah tahu bagaimana cara menyelamat­kan diri. Misalnya, di mana mereka harus berkumpul. ’’Sehingga korban bisa dicegah,’’ lanjutnya.

Sejauh ini, cara itulah yang bisa dilakukan para pemangku kebijakan. Sebab, ancaman banjir akibat curah hujan begitu sulit dihindari. Ibaratnya, banjir sudah menjadi bencana tahunan di depan mata.

Semua pihak, tampaknya, me- milih alasan realistis. Mengapa? Sebab, pemicu-pemicu banjir tahunan di wilayah-wilayah langganan banjir tidak kunjung ditemukan solusinya. Bertahunta­hun lalu, sampai saat ini.

Selama dua tahun terakhir, nyaris tidak ada perbaikan terhadap sungai itu. Imbasnya, kualitas sungai tersebut sudah jauh menurun. Salah satu titik paling kritis adalah ruas Kali Lamong di Morowudi. Kondisinya jauh menurun.

Pada 2014 lebar sungai tersebut mencapai 30 meter dengan kedalaman lebih dari 5 meter. Sekarang luar biasa turun. Gara-gara sedimentas­i tinggi, lebar Kali Lamong tinggal sekitar 10 meter. Kedalamann­ya juga jauh berkurang.

Bagaimana mengatasi kondisi tersebut? Itulah masalahnya. Selama tiga tahun terakhir, antisipasi masih bersifat sekunder. Yang dinormalis­asi bukan Kali Lamong, melainkan anak-anak sungainya. Baik pendalaman maupun penanggula­n. ”Pemkab tidak memiliki wewenang untuk badan utama Kali Lamong,” kata Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gresik Ahmad Washil.

Wakil Bupati Moh. Qosim jauh-jauh hari sudah mengingatk­an instansi di bawahnya untuk siap siaga menghadapi bencana tersebut. Banjir Kali Lamong, misalnya. Qosim telah meminta BPBD, dinas lingkungan hidup (DLH), dinas kesehatan, dan dinas sosial untuk merapatkan barisan. Bersinergi mengantisi­pasi bencana. (ris/c7/roz)

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWAPOS ??
CHUSNUL CAHYADI/JAWAPOS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia