SMP Kebanjiran, Tanggul Rawan Jebol
WASWAS mulai melanda penduduk kawasan bantaran Kalimas di wilayah Kecamatan Driyorejo dan sekitar Kali Lamong di wilayah Benjeng. Hujan terus mengguyur Kota Pudak. Debit dua sungai besar yang melintasi wilayah Gresik Selatan tersebut kian meningkat. Warga waspada.
Di Kecamatan Driyorejo, air bah meluber hingga menggenangi kelas SMP Negeri 1 Driyorejo. Untung, genangan setinggi 40 sentimeter itu terjadi Minggu. Siswa libur sekolah. Dengan demikian, aktivitas belajar di sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Tenaru, Driyorejo, itu tidak terganggu.
Meski begitu, masyarakat desa setempat mengaku waswas. Sebab, bisa saja curah hujan semakin tinggi. Dampaknya, luapan sungai menggenangi rumah-rumah mereka. Aries Gunawan, seorang warga, mengatakan bahwa setiap musim hujan halaman SMP Negeri 1 Driyorejo selalu kebanjiran. ”Sudah bertahuntahun,” ujarnya kemarin.
Halaman sekolah lebih rendah daripada saluran drainase. Drainase selebar 1,5 meter sedalam 1 meter terus mengalami pendangkalan. Tidak pernah ada pengerukan. Baik oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jatim maupun Gresik. ”Masyarakat sudah berkali-kali mengusulkan pengerukan. Tapi, sampai sekarang belum ada realisasi,” imbuhnya.
Warga Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, juga waspada. Gara-garanya, tanggul desa setempat terancam jebol. Kemarin ratusan warga bersama anggota Koramil dan Polsek Kedamean bekerja bakti menambal tanggul yang tergerus Kali Lamong itu.
Penguatan tanggul dilakukan dengan cara memasang barikade tiang bambu. Setelah itu, ditumpuki gedek (anyaman bambu) dengan harapan tanggul tidak jebol. Penguatan tanggul dilakukan secara manual. Tidak digunakan alat berat. Puluhan tiang bambu ditancapkan ke dalam dengan cara memakai ”godam”.
”Melihat kondisi tanggul yang berbahaya, masyarakat tergerak,” ujar Danramil Kedamean Sunarko kemarin. (yad/c6/roz)