Jawa Pos

Kontes Pantat Terbaik di Cambridge

-

CAMBRIDGE University adalah salah satu kampus terbaik dunia. Tahun ini kampus yang berbasis di Inggris itu menempati peringkat keempat Baca Kontes... Hal 11

Karena tergenang banjir, jalur vital kereta api (KA) yang menghubung­kan Surabaya dengan bagian timur Jawa Timur ( Jatim) terpaksa ditutup.

Begitu pula dengan kedua jalur di Jalan Raya Porong, juga ditutup mulaim kemarin siang pukul 12.00 WIB. Jalan raya yang bersebelah­an dengan tanggul Lumpur Lapindo itu mengoneksi­kan Surabaya dengan Malang dan juga dengan bagian timur Jatim.

Di Jalan Raya Porong, genangan terdalam mencapai 150 cm. Adapun panjang genangan sekitar 700 meter. Sedangkan tinggi air yang menggenang­i rel KA ada yang sampai 40 sentimeter di atas rel.

”Itu (genangan) yang paling dalam (untuk jalan raya dan rel kereta api),” kata Kasi Logistik BPBD (Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah) Jatim Kemal Faruk kemarin (27/11).

PT KAI Daop 8 pun harus menyiapkan belasan bus untuk mengangkut penumpang KA dari Stasiun Gubeng ke Bangil, Pasuruan. Dari sana, perjalanan baru dilanjutka­n dengan kereta tujuan terakhir Banyuwangi.

Titik genangan di Jalan Raya Porong terlihat di depan tanggul lumpur. Mulai dari Desa Ketapang hingga Desa Siring. Untuk ketinggian air, yang paling rendah 20 cm. Titik terdalam di pintu keluar tol Sidoarjo.

Tingginya genangan air itu membuat akses tersebut tidak bisa dilewati. ”Kami terpaksa menutup Jalan Raya Porong sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” kata Kapolresta Sidoarjo Kom- bespol Himawan Bayu Aji di sela melakukan pemantauan kemarin sore pukul 16.00 WIB.

Pengendara roda empat pun tidak punya pilihan selain melintas di Jalan Raya Arteri Porong. Lain halnya dengan pengguna sepeda motor. Meski berbahaya, mereka nekat melintasi tanggul lumpur. Tanggul yang biasanya hanya dilewati ojek tanggul selama dua hari ini mendadak ramai.

Padahal sebelumnya, ada imbauan bagi warga untuk tidak melewati tanggul. ”Petugas saya keteteran,” ucap Humas PPLS (Pusat Pengendali­an Lumpur Sidoarjo) Hengki Listria Adi.

Sepeda motor naik ke tanggul melewati pintu masuk 71 di Desa Ketapang menuju pintu 21 di Desa Siring, Porong, maupun sebaliknya. Beberapa pengendara juga menggunaka­n pintu 41 di Desa Besuki, Jabon.

”Jarang-jarang saya ke sini. Lumayan bisa foto di tanggul,” kata Ismail Hasan, salah seorang pengendara roda dua yang sempat mematikan sepeda motornya setelah berada di atas tanggul.

Himawan menyatakan, peninjauan ke lapangan kemarin sore itu juga memastikan bahwa banjir terjadi karena debit air yang tidak tersalurka­n dengan optimal. ”Jadi, bukan karena tanggul bocor dan sebagainya. Ini murni air hujan yang deras,” jelasnya.

Senada dengan Himawan, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga menyatakan bahwa genangan di Jalan Raya Porong disebabkan hujan deras yang mengguyur Sidoarjo dua hari terakhir. Intensitas guyuran yang tinggi membuat Sungai Ketapang meluber. ”Sungai penuh sedimentas­i sehingga air tidak bisa tertampung,” ucapnya saat melakukan peninjauan.

Menurut Nur, saat ini pemkab sudah menambah pompa air. Ada dua pompa tambahan. Satu dari PUPR Sidoarjo dan satu lagi pinjaman dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air Pemprov Jatim. Dengan demikian, total ada tiga pompa PUPR yang dikerahkan. Ada juga pompa dari Pusat Pengendali­an Lumpur Sidoarjo (PPLS) sebanyak empat unit. ”Sehingga jumlahnya tujuh pompa,” jelasnya.

Meski sudah ada tujuh pompa, pengaliran air tetap sulit. Sebab, Sungai Ketapang meluap. Sebagai jalan keluarnya, Nur menyatakan, air dari Sungai Ketapang akan disedot menuju Porong kanal.

”Kondisi air di Porong kanal masih memungkink­an untuk menampung air,” paparnya. Untuk solusi jangka panjang, Kepala Dinas PUPR Sigit Setyawan mengatakan, pemkab akan melakukan normalisas­i Sungai Ketapang. Dia mengatakan, sejak 2012, Sungai Ketapang tidak pernah dikeruk. ”Akibatnya, sedimentas­i menumpuk hingga 1 meteran,” ujarnya.

Sebenarnya, normalisas­i itu sudah diagendaka­n pada awal tahun. Namun, karena perselisih­an jumlah APBD 2017 antara pemkab dan dewan, kegiatan tersebut tertunda. ”Ini kami mulai. Kalau tidak bisa lelang, pakai swakelola,” jelasnya.

Sementara itu, Humas PT KAI (Persero) Daop 8 Gatut Sutiyatmok­o menjelaska­n, 17 bus yang mengangkut penumpang dari Stasiun Gubeng tidak langsung balik setelah sampai di Bangil. Tapi, mereka menunggu kereta dari Banyuwangi dan Jember. Penumpang kereta-kereta tersebut secara bergantian akan diangkut ke Gubeng.

Alternatif serupa pernah diterapkan PT KAI (Persero) Daop 8 pada 2015. Kala itu, Jalan Raya Porong juga terendam. Saat ini PT KAI (persero) Daop 8 menata rute alternatif. Misalnya, KA Jayabaya. Rute awal Malang–Surabaya Gubeng–Pasar Turi–Pasarsenen. ”Rute itu kami ubah Malang– Blitar–Kertosono–Surabaya dan Pasarsenen,” ucapnya.

Ada tiga KA yang rutenya diubah. Selain KA Jayabaya, ada KA Mutirara Selatan rute Bandung–Malang dan KA Bima rute Jakarta–Malang. Pengubahan rute itu menghindar­i rel di Jalan Raya Porong.

Gatut juga berfokus pada penanganan rel di kawasan Porong. Yakni, penambahan batu untuk meninggika­n rel. ”Kami upayakan agar kereta bisa melewati jalur tersebut,” katanya.

Menurut Gatut, pada banjir kali ini, panjang badan rel yang terendam sebenarnya tidak seluruhnya. Hanya sekitar 200 meter. ”Namun, kami tidak mau ambil risiko. Jadi, kami tutup jalurnya.”

Selain di Jalan Raya Porong, setidaknya enam desa di kecamatan tersebut terendam banjir. Yakni, Lajuk, Kedungboto, Candi Pari, Pesawahan, Wunut, dan Pamotan. Ketinggian genangan bervariasi. Di Lajuk, Pamotan, Kedungboto, serta Wunut, ketinggian air berkisar 30 cm. Air menggenang­i jalan desa dan halaman depan rumah warga. Kondisi paling parah di Desa Pesawahan dan Candi Pari. Ketinggian air mencapai 50 cm– 70 cm atau setinggi lutut orang dewasa. (aph/jos/riq/c6/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia