Jawa Pos

Urukan Tanah Bikin Jalan Jadi Licin

-

NGANJUK – Kerusakan jalan di Kelurahan Begadung, Kecamatan Nganjuk, hingga Desa Ngrengket, Kecamatan Sukomoro, mulai diperbaiki rekanan dengan pengurukan. Namun, bukannya membuat pengendara nyaman, pengurukan justru membuat jalan licin dan berbahaya setelah hujan. Sebab, urukan tersebut menggunaka­n tanah, bukan batu koral.

Pantauan koran ini, hingga kemarin, truk yang mengangkut pasir urukan menurunkan material di ruas jalan Kelurahan Begadung. Jalan yang berlubang karena lalu-lalang truk pengangkut material tol trans-Jawa itu diuruk dengan tanah. Pengurukan juga dilakukan di ruas jalan lain yang aspalnya mengelupas.

Namun, setelah hujan kemarin siang, ruas jalan Begadung–Ngrengket langsung licin. Sebab, tanah yang digunakan adalah tanah uruk berwarna kekuningan.

Kondisi jalan yang semakin licin setelah diuruk langsung dikeluhkan warga. Edi Sulistiono, 48, warga Kelurahan Begadung, mengungkap­kan bahwa kerusakan jalan di depan rumahnya semakin parah. ”Sekarang malah berlumpur setelah hujan,” katanya.

Jalan yang lubangnya dalam langsung berubah menjadi kubangan lumpur setelah terkena hujan. ”Ini rawan mengakibat­kan kecelakaan,” keluhnya.

Kabaghumas Pemkab Nganjuk Agus Irianto yang dikonfirma­si tentang pengurukan jalan di ruas Begadung–Ngrengket menyayangk­an hal tersebut. Menurut dia, pengurukan jalan dengan tanah uruk saat musim hujan sangat tidak sesuai.

”Kalau cuaca seperti ini seharusnya menggunaka­n pasir batu atau koral agar tidak membahayak­an pengendara,” ujarnya.

Agus menerangka­n, perbaikan jalan yang dilakukan rekanan seharusnya bisa menyelesai­kan masalah. Termasuk mengkaji agar jalan yang diperbaiki tidak membahayak­an pengguna jalan.

Kalangan dewan juga menyoroti keru- sakan jalan akibat proyek nasional di Nganjuk. Mereka meminta pelaksana proyek melakukan pengecekan seminggu sekali. Dengan begitu, jalan yang rusak tidak semakin parah.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Nganjuk Fauzi Irwana mengungkap­kan, pihaknya pernah berkonsult­asi ke Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kerusakan jalan dampak proyek nasional. Hasilnya, rekanan diminta mengecek kondisi jalan seminggu sekali. ” Jadi rekanan harus sering mengecek,” terangnya.

Dengan pengecekan berkala itu, bisa diketahui titik mana yang mengalami kerusakan. Kemudian, rekanan bisa memperbaik­i tanpa menunggu rusak parah. Terkait teknis perbaikan, rekanan bisa melakukan tambal sulam sehingga tidak perlu memperbaik­i secara permanen.

Sebagaiman­a diketahui, selain ruas Begadung–Ngrengket, beberapa ruas jalan di Kota Nganjuk rusak parah. Salah satunya Jalan Imam Bonjol dan Jalan Veteran.

Kerusakan jalan sejak akhir Oktober lalu itu kini semakin parah. Terutama di depan RSI Aisyiyah Nganjuk. Warga setempat terpaksa memberi tanda dengan menanam pohon pisang di tengah jalan. Sebab, jika dibiarkan menganga, hal itu bisa membahayak­an pengendara jalan.

Dikonfirma­si terkait usulan dewan tentang perbaikan berkala, Pengawas Proyek Double Track Kementeria­n Perhubunga­n (Kemenhub) Sudarto menyatakan, perbaikan tidak bisa dilakukan secara berkala karena pelaksana proyek harus menyesuaik­an anggaran.

Soal ruas jalan yang diperbaiki, pihaknya membaginya dengan proyek jalan tol. Salah satu jalan yang diaspal pelaksana double track adalah Jalan Kartini.

”Kami kerjakan setelah truk tidak melintas lagi di sana ( Jalan Kartini). Sekarang kondisinya sangat bagus,” terang pria yang tinggal di Jalan HOS Cokroamino­to tersebut. (rq/baz/ut/c21/diq)

 ?? ANWAR BAHAR BASALAMAH/JAWA POS RADAR NGANJUK ?? PERBAIKAN: Jalan Imam Bonjol yang rusak sejak Oktober lalu belum diperbaiki hingga sekarang. Agar tidak ada pengendara yang celaka, warga menanam pohon pisang.
ANWAR BAHAR BASALAMAH/JAWA POS RADAR NGANJUK PERBAIKAN: Jalan Imam Bonjol yang rusak sejak Oktober lalu belum diperbaiki hingga sekarang. Agar tidak ada pengendara yang celaka, warga menanam pohon pisang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia