Jawa Pos

Dibantu Warga Keturunan Minahasa

-

SUMBER dana klub internal Persebaya bisa diperoleh dengan beragam cara. Maesa, misalnya. Klub yang musim lalu finis ketujuh di fase grup tersebut mendapat sokongan dana dari perkumpula­n warga Minahasa di Surabaya. Maesa memang punya kedekatan dengan kawasan semenanjun­g di Sulawesi Utara itu.

Maesa dibentuk para pelaut asal Sulawesi yang menetap di Surabaya pada 1930. Mereka tinggal di wilayah Perak kala itu. Maurits Pangkey, pemilik Maesa saat ini, juga merupakan keturunan Minahasa.

Menurut Maurits, nominal dana yang diberikan sejatinya tidak terlalu besar. Sebagai catatan, pengeluara­n Maesa musim lalu mencapai Rp 100 juta. Itu sudah termasuk bonus pemain. Tapi, sokongan dari warga Minahasa tersebut tetap membantu. ’’Apalagi, selain uang, mereka memberikan banyak bantuan lain,” jelasnya. ’’Mulai jersey, bola, hingga air minum untuk pemain saat latihan,” imbuhnya.

Sejatinya, Maurits tak pernah meminta bantuan secara langsung kepada perkumpula­n warga Minahasa di Surabaya. Namun, dengan ikatan kekeluarga­an yang sudah melekat, bantuan itu rutin diberikan. Istilahnya, kalau Maesa mendapat prestasi, seluruh warga keturunan Minahasa turut bangga.

Hal itu selaras dengan moto Maesa, si tou timou tumou tou. Artinya, manusia hidup untuk memanusiak­an orang lain. ’’Pengurus klub, pemain, orang tua pemain, hingga warga keturunan Minahasa di Surabaya sudah seperti keluarga. Saling membantu,” terang Maurits. ( gus/c18/dns)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia