Jawa Pos

90 Menit Rival, Selebihnya Indonesia

-

BABAK semifinal Liga 2 yang mempertemu­kan empat klub, yakni Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSMS Medan, dan Martapura FC, tidak hanya menyajikan keseruan di lapangan hijau. Dukungan suporter empat klub tersebut juga menarik untuk dinikmati.

Terutama Persebaya, PSIS, dan PSMS yang punya basis suporter cukup besar. Berada dalam satu stadion pada hari yang sama, rekor manis pun terukir selama babak empat besar. Tidak ada kerusuhan dan ucapan rasis yang terlontar selama pertanding­an bererlangs­ung.

Justru para suporter saling dukung. Bonek, misalnya, yang bermain lebih dulu pada pertanding­an semiifinal 25 November er lalu. Setelah Persebaya menang atas Martapura FC dan promosi ke Liga 1, suporter setia Green Force itu terlihat tetap berada di dalam Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Mereka membaur bersama para pendukung PSIS, Panser Biru, serta suporter PSMS, Smeck Mania. Membaur dan membantu memberi dukungan, baik kepada PSIS maupun PSMS. Ikut bernyanyi bersama walau klub dukungan berbeda.

Misalnya yang dilakukan Pramono Fardi, Bonek asal Tandes. Pramono dan beberapa rekan Bonek lainnya terlihat bergabung bersama Panser Biru di tribun timur Stadion GBLA. Ikut mendukung PSIS ketika ber- tanding melawan PSMS.

Pramono menjelaska­n, dirinya tidak bermaksud berpaling dari Persebaya. Tapi, yang dilakukan sekadar solidarita­s terhadap perjuangan saudara. Bagi dia, Panser Biru merupakan dulur buat Bonek. ’’Ya, hubungan kami selama ini baik. Tidak pernah ada masalah,’’ jelasnya.

Secara pribadi, dia mengungkap­kan ikut bersedih ketika PSIS kalah oleh PSMS. Sedih karena tidak bisa satu tribun dengan kawan-kawan Panser Biru. ’’Tapi kan saat final satu harinya sama. Bisa bertemu lagi dan ngobrolngo­brol,’’ ucapnya.

Hal senada dilakukan Iskandar Abdul Kodir, salah seorang Bonek asal Ambengan, Surabaya. Menurut dia, bisa membantu Panser Biru adalah salah satu bentuk persaudara­an antarsupor­ter. Bentuk solidarita­s dan kedamaian bahwa tidak akan pernah ada permusuhan di antara Bonek dan Panser Biru.

Dia juga tidak mempermasa­lahkan jika ada beberapa Bonek yang memilih membantu Smeck Mania. Yang ter- penting, dalam babak semifinal kali ini, Bonek membuktika­n diri sudah berubah. Sudah menjauh dari citra suporter perusuh dan sering mengganggu suporter klub lainnya.

’’Kami sudah tidak lagi seperti dulu,’’ jelasnya. Menurut dia, Bonek saat ini mengerti bahwa rivalitas hanyalah 90 menit di atas lapangan. Rivalitas hanyalah saat pertanding­an berlangsun­g. ’’Selanjutny­a, kita semua sama-sama mencintai sepak bola Indonesia kan?’’ tuturnya. (rid/c19/ady)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia