Jawa Pos

Wawali Liverpool Tawarkan Belajar Sepak Bola

-

SURABAYA – Bagi masyarakat Surabaya, Kota Liverpool dikenal dengan kesebelasa­n sepak bolanya, Liverpool FC. Bahkan, tidak sedikit warga Surabaya yang menjadi Liverpudli­an, sebutan fans kesebelasa­n tersebut. Karena itu, ketika Wawali Liverpool Gary Millar berkunjung dan menawarkan kesempatan mengirim anak belajar sepak bola, Pemkot Surabaya antusias menyambutn­ya.

Sebelumnya, Surabaya dan Liverpool memang menjalin hubungan khusus. Dua kota tersebut sudah sepakat menjadi sister city. Kedatangan Gary Millar kemarin (27/11) disambut langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i

Itulah kedatangan pertama bagi perwakilan Liverpool ke Indonesia sejak Surabaya menjadi sister city -nya.

Lawatan salah satu kota jujukan wisata di Inggris tersebut bertujuan ingin lebih dekat mengenal Surabaya. Juga, menjalin kerja sama di berbagai bidang. Ada beberapa bidang yang menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut, yakni industri kreatif, olahraga, dan bisnis. Memang, salah satu kelebihan Liverpool adalah industri kreatif.

Gary menyatakan, Liverpool merupakan salah satu kota yang dinobatkan UNESCO sebagai City of Music. Gelar itu diberikan karena banyak musisi legendaris yang berasal dari Liverpool seperti The Beatles. Perkembang­an musik di Liverpool sangat pesat. Apalagi, fasilitas dari pemerintah Liverpool mendukung hal tersebut. Berbagai festival musik sering dihelat. Raung publik bagi para musisi pun disediakan sebagai ajang untuk unjuk gigi.

Upaya itu turut mengembang­kan bidang yang berkaitan dengan musik. Misalnya, studio musik dan sekolah musik yang banyak ditemukan di Liverpool. Tidak heran jika banyak orang dari berbagai latar belakang yang menjadi musisi. ’’Meskipun punya latar belakang pendidikan TI dan komputer, saya sangat suka dengan musik,’’ kata Gary.

Sistem itulah yang berusaha diterapkan Risma di Surabaya. Dia ingin ada sistem pendidikan industri kreatif seperti di Liverpool. Di sana pelaku industri kreatif tidak hanya dilatih tentang bidang yang digeluti. Misalnya, jika dia adalah pemusik, yang dipelajari bukan hanya soal musik, tapi juga dibekali ilmu manajemen. ’’ Jadi, dia tahu cara menjalanka­n bisnis musik,’’ jelas Risma.

Bukan hanya itu, pembahasan juga menyinggun­g persepakbo­laan di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut, Gary menyampaik­an surat khusus dari salah satu sekolah sepak bola di Liverpool. Isinya, perjanjian kerja sama pendidikan sepak bola bagi anak Surabaya. ’’Klub di Liverpool bakal membantu Surabaya mengembang­kan dan melatih sepak bola,’’ ungkapnya.

Gary mengungkap­kan, di Liverpool sekolah sepak bola merangkap sebagai sebuah pusat ilmu pengetahua­n. Di sana dilakukan berbagai hal untuk melihat sepak bola dari sisi medis dan ilmu pengetahua­n. Bahkan, ada seribu guru sepak bola di Liverpool yang mengajari anakanak di sekolah. ’’Liverpool merupakan yang terdepan soal ilmu sepak bola,’’ ujarnya.

Dia juga merasa kagum dengan olahraga yang paling disukai warga Surabaya tersebut. Untuk ukuran Kota Surabaya, jumlah lapangan yang dimiliki juga cukup banyak. ’’Ada 60 sekolah sepak bola, 2 stadion, 7 lapangan sepak bola, dan 105 lapangan futsal di sini,’’ papar Risma kepada Gary.

Risma lantas berencana mengirim satu tim sepak bola untuk belajar di sana. Sasarannya adalah anak usia SMP. Menurut dia, anak SMP ideal jika diikutkan sekolah sepak bola. Selama dua minggu, anak-anak akan dilatih di salah satu sekolah sepak bola tertua di Liverpool. ’’Siapa tahu, anak Surabaya bisa jadi pemain kelas dunia,’’ tutur Risma.

Namun, ada seleksi ketat yang bakal dilakukan untuk mengirim anak Surabaya ke sana. Sebelum diberangka­tkan, dia mengundang tim dari sekolah sepak bola untuk melihat kondisi anak yang akan dikirim. Jangan sampai anak yang diberangka­tkan memiliki masalah. Harus layak menjadi pemain sepak bola.

Risma menuturkan, kerja sama di bidang itu dimulai tahun depan. Yang pertama dilakukan adalah mengirim anak Surabaya belajar sepak bola dan seniman untuk belajar di sana. Diharapkan, para seniman punya keahlian lebih seperti manajemen untuk memajukan seni di Surabaya.

Pada kesempatan tersebut, Gary juga menyambang­i beberapa destinasi lain di Surabaya. Di antaranya, Mal Pelayanan Publik, Command Center Surabaya, Museum Surabaya, Koridor CoWorking Space, dan UKM Corner di Gedung Siola. Ada satu hal yang menarik saat lawatannya ke UKM Corner. Dia tertarik dengan kerajinan tangan dari daur ulang sampah plastik. Menurut dia, inovasi itu unik dan belum ada di Liverpool.

Selain itu, penyediaan fasilitas publik seperti Koridor Co-Working Space, menurut Gary, sangat menarik. Sebab, dalam fasilitas tersebut, tidak ada biaya yang dibebankan bagi pengguna. ’’Ini sangat menarik. Pemerintah benarbenar memanjakan warganya,’’ ujar Gary. (gal/c14/ano)

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ??
DITE SURENDRA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia