Akses Menuju Exit Akan Dilebarkan Menjadi 8 Meter
Pemprov menargetkan jalan tol Surabaya–Mojokerto (Sumo) bisa digunakan penuh pada Idul Fitri 2018. Namun, sebagian titik masih memerlukan pembenahan. Salah satunya tol di Jalan Mastrip, Karang Pilang.
exit
RUAS jalan yang dekat dengan perbatasan Sidoarjo dan Gresik itu terbilang cukup sempit untuk dilewati truk. Setiap hari jalan milik provinsi tersebut memang menjadi akses utama kendaraan besar seperti truk dan tronton. Namun, lebar jalan hanya sekitar 5 meter untuk dua arah. Satu ruas hanya muat dilewati satu kendaraan.
Padahal, setelah tol Sumo beroperasi, volume kendaraan di Jalan Mastrip bakal meningkat. ”Kalau dilihat, jalan itu kan memang agak sempit,” tutur Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Jatim Gatot Sulistyo Hadi. Karena itu, pihaknya bakal memprioritaskan pelebaran jalan tersebut agar dapat menampung arus kendaraan keluar-masuk tol Sumo.
Setelah diresmikan nanti, kata dia, kendaraan besar diizinkan melintasi tol Sumo. Sebelumnya, pada masa Lebaran pertengahan tahun ini, pemprov masih melarang kendaraan berat melintas karena konstruksi jalan belum sempurna. Selain itu, lebar jalan tol belum maksimal.
Berdasar pantauan Jawa Pos, kondisi jalan di bagian exit tol sudah teraspal rapi, lengkap dengan garis penanda dan pembatas jalan. Papan penunjuk tol Sumo juga telah terpasang.
Gatot menyebutkan, proyek pelebaran jalan itu sudah masuk APBD 2018 bersama dengan pelebaran sejumlah exit tol lain. Pengerjaan akan dilaksanakan pada triwulan pertama tahun anggaran 2018. ”Desember (jalan tol) diresmikan, setelah itu Januari dimulai pengerjaan pelebaran jalan itu,” jelasnya. Rencananya, peresmian tol Sumo dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 22 Desember ini. Jokowi memang memberi perhatian besar pada infrastruktur, terutama jalan tol. Mantan Wali Kota Solo itu yakin, pembangunan jalan tol mampu menggerakkan ekonomi nasional.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan, pelebaran jalan akan berlangsung Januari hingga Maret. Pelebaran difokuskan di sekitar area exit tol sepanjang 1–1,5 kilometer. Separo ke arah Surabaya dan separo ke arah Driyorejo, Gresik. Sementara itu, lebar jalan akan ditambah sekitar 2 meter. Dengan begitu, lebarnya menjadi 7–8 meter setelah direkonstruksi. Jalan selebar itu diperkirakan bisa menampung hingga empat kendaraan untuk dua arah.
Gatot menegaskan, untuk pelebaran tersebut, DPUBM akan memaksimalkan lahan pemprov.
”Tidak ada lahan warga yang dikepras,” jelas Gatot. Tepi jalan tersebut memang sudah padat oleh bangunan penduduk dan pusat perbelanjaan. DPUBM hanya akan menggunakan lahan sisa yang tersedia, yakni bahu jalan.
Memang, sebagian besar bahu jalan di Jalan Mastrip masih berupa tanah dan pasir. Warga rata-rata tidak memfungsikan bagian itu. Hanya sesekali digunakan untuk parkir kendaraan. ”Mentok nanti sampai ke pagar warga saja,” tandasnya. (deb/c6/oni)