Jawa Pos

Banjir Masih Ancam Pantura dan Kota

-

GRESIK – Banjir tahunan tidak hanya melanda daerah sekitar aliran Kali Lamong atau wilayah Gresik Selatan. Kawasan Gresik Utara dan perkotaan bernasib serupa. Bendung Gerak Sembayat (BGS) sangat menolong.

Di wilayah Gresik Utara, banjir tahunan melanda Kecamatan Dukun dan Bungah. Dua daerah tersebut dilintasi aliran Sungai Bengawan Solo. Setiap Bengawan Solo meluap, desa-desa di sana selalu terendam. Bahkan, meski tidak sedang hujan. Paling tidak, ada 16 desa di dua kecamatan tersebut yang selalu kebanjiran. Terutama desa-desa sekitar aliran sungai sepanjang Desa Sukowati hingga Bungah.

Untunglah, BGS sudah beroperasi. ”Jika BGS benar-benar maksimal, luapan air bisa diantisipa­si,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bambang Isdianto.

Meski demikian, lanjut Bambang, banjir belum akan hilang sama sekali. Terutama di wilayah yang jaraknya jauh dari BGS. Khususnya, Kecamatan Bungah. Sebab, untuk wilayah itu, perlu solusi lain. Yaitu, pembanguna­n tanggul yang tidak juga bisa terealisas­i.

Problemnya masih sama: soal kewenangan. Pemkab Gresik sejatinya pernah mengusulka­n pembanguna­n tanggul. Namun, sampai sekarang usul itu belum dipenuhi pemerintah pusat. Bagaimana halnya dengan wilayah perkotaan? Banjir juga masih mengancam. Pemicunya adalah sebagian besar jaringan drainase masih buruk. Saat ini, total ada 39 sistem drainase berupa saluran dari hulu ke hilir di wilayah kota.

Namun, hanya delapan jaringan yang perbaikann­ya benar-benar tuntas. Sementara itu, penanganan 31 sistem jaringan drainase lain belum selesai. Contohnya, jaringan drainase Kalitutup Timur, Roomo, dan Segoromadu.( ris/c6/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia