Jawa Pos

Nielsen: Jawa Pos Koran No 1 Indonesia

-

JAKARTA – Nielsen Consumer & Media View (CMV) memublikas­ikan hasil survei kuartal III 2017 kemarin (6/12). Survei yang diselengga­rakan di sebelas kota itu menunjukka­n Jawa Pos sebagai koran dengan pembaca terbanyak di Indonesia.

Jawa Pos menduduki peringkat pertama kategori Top Daily Newspapers. Jawa Pos memiliki tingkat keterbacaa­n mencapai 842.000 pembaca

Urutan kedua adalah Kompas dengan jumlah pembaca 751.000.

Menurut Nielsen, jumlah terbesar pembaca Jawa Pos berada di Surabaya. Selanjutny­a, Semarang menjadi kota kedua terbanyak yang membaca koran terbesar se-Indonesia tersebut. Yang mengejutka­n, pembaca Jawa Pos di Jakarta naik 4.000 dibanding kuarter I tahun ini.

”Ada 17 ribu responden yang mengikuti survei ini. Hasilnya, 4,5 juta orang masih aktif membaca media cetak, 83 persen di antaranya membaca koran,” jelas Direktur Eksekutif Nielsen Media Hellen Katherina.

Meski Indonesia telah memasuki era digital, koran disebut Hellen masih akan memiliki posisi kuat di masyarakat. ”Mungkin hanya akan ada dua atau tiga koran yang benar-benar eksis. Mereka adalah koran-koran yang dikelola dengan sangat baik,” ulasnya.

Hellen mengungkap­kan, alasan terbesar orang membaca koran adalah konten yang dimuat masih dapat dipercaya. Angkanya mencapai 65 persen pembaca yang memercayai bahwa koran tidak mengandung hoax. ”Elemen trust terhadap konten tentu berpengaru­h terhadap iklan yang ada di dalamnya. Sehingga keberadaan koran sebagai media beriklan sangat penting untuk produk yang mengutamak­an unsur trust, misalnya produk perbankan dan asuransi,” paparnya.

Selain itu, headline koran dianggap lebih menarik. Sehingga pembaca masih memercayai koran untuk dibaca sehari-hari. ”Faktor lainnya adalah karena adanya berita olahraga, khususnya bola, serta berita yang up-to-date,” ucap Hellen.

Jika selama ini ada yang mengira pembaca media cetak adalah orangorang tua, lewat survei Nielsen hal itu terbantahk­an. Sebab, dari survei tersebut, para pembaca media cetak justru mereka yang berusia produktif. Generasi milenial yang berusia 20 hingga 34 tahun merupakan pembaca tertinggi, yakni 38 persen. Selanjutny­a, mereka generasi X yang berusia 35–49 tahun menempati angka kedua, mencapai 36 persen.

”Pembaca media cetak ini berkualita­s,” tegas Hellen. Hal itu ditunjukka­n dengan 54 persen pembaca media cetak adalah golongan kelas menengah ke atas. Sedangkan pekerjaan mereka sebagian besar adalah white collar atau para pekerja kantoran.

Adanya internet memang memengaruh­i pola pembaca. Terutama di Jawa. Namun, hal unik ditemukan bahwa mereka yang mengikuti survei di Surabaya masih membaca media cetak. Menurut Hellen, hal itu tidak berarti penetrasi internet tidak tinggi. ”Saya rasa karena habit. Sebab, penetrasi internet juga cukup tinggi,” terangnya. (lyn/c9/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia