Jatim, Surabaya, Banyuwangi Raih Dana Rakca
Azwar Anas: Supertim Lebih Penting daripada Superman
BOGOR – Delapan belas daerah berhasil menjadi yang ter baik dalam pengelolaan keuangan. Seluruhnya meraih Anugerah Dana Rakca. Sembilan di antaranya diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor kemarin (6/12). Sembilan daerah itu, antara lain, Pemprov Jatim, Kota Surabaya, dan Kabupaten Banyuwangi.
Presiden menuturkan, penyakit paling kronis dalam penggunaan anggaran adalah orientasi pada prosedur, bukan hasil. Kebiasaan menahun nan buruk itu harus dihilangkan bila ingin penggunaan anggaran menjadi sehat. ’’Saya minta kepada menteri, lembaga, pemerintah daerah untuk terus melakukan penyederhanaan dalam pelaksanaan APBN,’’ ujarnya.
Dana Rakca merupakan penghargaan yang diperebutkan 313 daerah. Seluruhnya merupakan daerah yang mendapatkan hadiah dari pemerintah pusat berupa dana insentif daerah (DID). Daerah-daerah tersebut dinilai memiliki kinerja baik dalam hal kesehatan fiskal maupun pengelolaan keuangan. Nah, sembilan daerah yang menerima penghargaan adalah daerah yang paling baik di antara seluruh penerima DID.
Menkeu Sri Mulyani menuturkan, daerah-daerah yang menerima penghargaan memang merupakan daerah terbaik. Sebagai gambaran, pada 2018, Kemenkeu menganggarkan DID sebesar Rp 8,5 triliun.
Pemberian DID akan terus dievaluasi agar tidak ada pemda yang terpeleset dalam penggunaan anggaran. ’’Ada dua kota atau kabupaten yang sebetulnya mendapat penghargaan. Namun sayang, pimpinannya tertangkap kasus korupsi,’’ tambahnya. Dua daerah yang batal mendapat anugerah itu adalah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto.
Gubernur Jatim Soekarwo mengaku bersyukur atas raihan penghargaan tersebut. Selama ini, Pemprov Jatim berupaya menjalankan arahan dari pusat dalam mengelola anggaran daerah. ’’Ini seluruh aspek. Di bidang keuangan publik, peningkatan kesejahteraan sosial, dan cocoknya RPJMD dengan prioritas yang ada,’’ katanya.
Sementara itu, kunci keberhasilan Banyuwangi meraih penghargaan Dana Rakca adalah sistem pengelolaan keuangan secara terintegrasi. Secara keseluruhan, sistem pengelolaan keuangan Kabupaten Banyu- wangi sudah terintegrasi secara online. Dampaknya, penilaian dari pusat pun positif. ’’Bahkan, di Kementerian PAN-RB kami dapat nilai A dan satu-satunya yang dapat nilai A itu Banyuwangi,’’ terangnya.
Banyuwangi memiliki e-monitoring yang memudahkan pengawasan program-program yang dijalankan. ’’Bagi kami, supertim itu lebih penting dibandingkan superman. Penghargaan ini bagian dari sistem yang kami buat,’’ lanjutnya.
Menurut dia, penggunaan e-monitoring merupakan pilihan yang harus terus diterapkan di masa-masa yang akan datang. (byu/c6/oki)