Puasa Juara Makin Lama
BANDA ACEH – Kapan kali terakhir timnas Indonesia juara? Dibutuhkan waktu untuk mengingatnya. Kali terakhir skuad Garuda –julukan timnas Indonesia– naik ke podium tertinggi adalah saat menjuarai Piala Kemerdekaan 2008. Itu pun terjadi karena sang lawan, timnas Libya, ogah melanjutkan pertandingan dan memilih walk out.
Kemarin sejatinya timnas berpeluang mengakhiri paceklik juara tersebut. Sayang, kesempatan menjadi juara turnamen Aceh World Solidarity Cup melayang. Fachruddin Aryanto dkk kalah 0-1 melawan Kirgistan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Gol semata wayang dalam pertandingan itu dicetak Saliev Askarbek pada menit ke-21. Berdiri bebas tanpa pengawalan di depan gawang Indonesia, Saliev dengan leluasa menyambar umpan silang Duisohobekov Baktiyar dari sisi kanan lapangan. Kiper timnas Andritany Ardhiyasa gagal menahan laju bola ke gawangnya.
Penampilan timnas sebenarnya tidak bisa dikatakan buruk. Tim besutan pelatih Luis Milla yang diproyeksikan menembus empat besar Asian Games 2018 itu bermain terbuka dengan menyerang pertahanan tim tamu sejak awal laga. Namun, kondisi lapangan yang berlumpur karena diguyur hujan mengganggu alur serangan yang dibangun timnas. Tidak mudah mengonversikan peluang menjadi gol.
”Malam ini kami bisa menarik banyak sekali kesimpulan setelah dihadapkan dengan lawan yang sangat kuat,” kata Milla setelah pertandingan. Pelatih asal Spanyol itu mengaku puas dengan penampilan pemainnya. ”Kami memang finis di posisi kedua. Namun, secara umum, kami menjalani turnamen yang bagus,” imbuhnya.
Milla menyatakan bahwa para penggawa timnas layak mendapat apresiasi. Menurut dia, Fachruddin Aryanto dkk menunjukkan kegigihan di lapangan. ”Pemain kami menunjukkan mental yang baik dan pantang menyerah. Tentu, ini adalah modal bagus bagi kami dalam persiapan menuju Asian Games 2018,” ujarnya.
Sementara itu, pelatih Kirgistan Igor Kudrenko gembira dengan capaian tim besutannya. Gelar juara di Aceh menjadi modal bagi Kirgistan untuk menyongsong Asian Games 2018. ”Meskipun kondisi lapangan sangat buruk, kami berhasil menjuarai event ini,” tuturnya.
Sebagai juara, timnas Kirgistan mendapatkan hadiah uang tunai USD 50 ribu atau sekitar Rp 675 juta. (ben/c16/ca)