Jawa Pos

Rob Rendam Tiga Dusun di Jabon

Air Setinggi Lutut Masuk Rumah Warga

-

SIDOARJO – Banjir akibat air laut pasang kembali menerjang. Setelah lima desa di Sedati, giliran tiga dusun di Desa Kupang, Jabon, yang terendam. Yakni, Dusun Tanjung Sari, Tegal Sari, dan Kali Alo.

Berdasar informasi yang dihimpun, air laut mulai naik pada pukul 23.00. Awalnya, air rob tersebut hanya menggenang­i tambak milik warga. Semakin lama, permukaan air terus bertambah. Alhasil, tambak milik warga jebol. Batas satu tambak dengan tambak lainnya tak lagi terlihat.

Kepala Dusun (Kasun) Kali Alo Mustofa menyatakan, setidaknya ada 600 hektare lahan tambak yang terdampak. Selain bandeng, tambak itu dimanfaatk­an untuk udang windu dan rumput laut. ”Kerugian bandeng sama udang windu saja diperkirak­an Rp 50 juta,” ujarnya kemarin (6/12).

Air juga menggenang­i rumah warga. Hendarto Arzakup, warga Desa Kupang, menceritak­an, air rob mulai masuk ke rumah warga tengah malam. Sampai siang, air tak kunjung surut. Pukul 13.00 air mencapai lutut orang dewasa. Ketinggian genangan itu mencapai 60 sentimeter. Barang-barang miliknya seperti lemari, kursi, dan kasur ikut terendam. ”Tidak sempat diselamatk­an,” katanya.

Genangan air membuat warga yang rumahnya kebanjiran mengungsi. Mereka memilih bermalam di rumah saudaranya yang tidak kebanjiran. Menjelang sore, ketinggian air berkurang. Kesempatan itu digunakan warga untuk membersihk­an rumah.

Menurut pria yang juga sekretaris Karang Taruna Desa Kupang tersebut, genangan air memang kerap terjadi di tiga dusun itu. Sebab, wilayahnya berdekatan dengan pesisir timur. Setiap air laut pasang, tambak dan jalan desa tergenang.

Camat Jabon Agus Sudjoko menuturkan, banyak warga yang melapor bahwa banjir kali ini paling parah. Luapan air laut yang sampai masuk ke rumah-rumah dengan ketinggian selutut itu tidak pernah terjadi. ”Saya pas bertugas di Balongbend­o. Tadi dapat laporan pukul 15.00 kedalaman air turun menjadi 30 cm,” tuturnya

Anggota Komisi C DPRD Sidoarjo Tarkit Erdianto menjelaska­n, secara topografi, wilayah Sidoarjo merupakan delta atau endapan lumpur. Artinya, wilayahnya lebih rendah daripada permukaan laut. ”Dampaknya, sering terjadi banjir,” jelasnya.

Banjir tidak hanya disebabkan luapan air sungai. Tetapi juga akibat air laut pasang atau back water. Biasanya yang rawan tergenang adalah wilayah pesisir. ”Sedati dan Jabon. Dua wilayah itu menjadi langganan banjir,” ucap politikus PDIP tersebut.

Dia berharap rencana pembanguna­n tempat-tempat resapan air tidak cuma sebatas wacana. Misalnya, embung dan dam. Cara lain adalah membangun pintu air. Pemkab sebenarnya sudah be- rencana membangun tiga pintu air di Waru, Sidokare, dan Tanggulang­in. Selain berfungsi menyalurka­n air, pintu air itu bisa menahan laju air dari laut saat pasang.

”Namun, karena besarnya biaya yang dibutuhkan, kegiatan tersebut tertunda,” terangnya. Untuk Jabon, lanjut dia, solusinya adalah menghidupk­an kembali kali mati. (aph/via/c16/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia