Lobi Uni Eropa, Pakai Jalur PBB
CaraCar Indonesia Tekan AS soal Jerusalem Satu Warga Palestina Tewas, Ratusan Luka
BOGOR – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno R Marsudi berkejaran dengan w waktu. Tiga jam lagi Donald Trump dij dijadwalkan mengumumkan kebijakan kontroversial: pengakuan Amerika Serikat terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel
Sebuah deklarasi yang tak hanya akan menyakiti Palestina, tapi juga mengguncang stabilitas dunia. Dari Jakarta, Retno pun mengontak Brussel, ibu kota Belgia, tempat Menlu AS Rex Tillerson berada saat itu.
”Saya sampaikan kembali posisi keras Indonesia dan saya sampaikan harapan, apakah masih ada peluang untuk tidak melakukan itu (deklarasi, Red),” terang Retno di kompleks Istana Bogor kemarin (8/12).
Namun, seperti ditirukan Retno, Tillerson menyatakan bahwa presidennya sudah mengambil keputusan. Benar saja, Kamis dini hari WIB (7/12) Trump mendeklarasikan dukungan itu dari Gedung Putih.
Upaya Retno di detik-detik terakhir sebelum pengumuman tersebut menegaskan sikap Indonesia dalam kasus tersebut. Dan, Indonesia tak hanya akan berhenti menyikapi kebijakan Trump itu dengan mengecamnya seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis lalu.
Jakarta, kata Retno, juga bakal terus menggalang dukungan internasional untuk menekan AS agar mencabut kebijakannya itu. Selain mendesak OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) segera menggelar sidang, Retno mengatakan bahwa dirinya sudah menelepon Menlu-Menlu negara anggota Uni Eropa untuk membahas persoalan Jerusalem.
”Saya sampaikan pesan dan harapan agar negara-negara lain tidak mengikuti rencana Amerika memindahkan kedutaan ke Jerusalem,” lanjut diplomat 54 tahun yang kemarin memilih mengenakan serban putih motif persegi di lehernya itu.
Hingga Kamis malam, menurut Retno, respons para Menlu negara Uni Eropa masih positif. Saat menerima kunjungan Menlu Tunisia Khemaies Jhinaoui kemarin, Pesiden Jokowi juga kembali menyampaikan bahwa negara-negara anggota OKI harus bersatu. Tujuannya satu: menyampaikan pesan yang keras kepada AS agar tak mengusik Jerusalem.
Sementara itu, Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan kemarin jadi sasaran protes terhadap kebijakan Trump. Ratusan orang dari Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU), Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), serta jaringan aktivis kampus dan alumni 212 terlihat memadati seberang jalan depan Kedubes AS di siang yang terik.
Bendera Merah Putih dan Palestina dikibarkan bersama spanduk penolakan terhadap kebijakan Trump yang kontriversial itu. Misalnya, Say No to Trump, NU Mengutuk Amerika Serikat dan Israel atas Pengambilalihan Ko- ta Jerusalem, dan Usir Dubes Amerika dari Indonesia.
Ketua Umum IPNU Asep Irfan Mujahid mengungkapkan, mereka sebenarnya ingin ada perwakilan dari Kedubes AS yang keluar dan memberikan pernyataan. Tapi, hingga sore menjelang, tidak juga ada yang datang.
”Kita menyatukan langkah pada hari ini untuk melakukan aksi dan protes besar-besaran. Tidak hanya hari ini di sini, tapi di kota lain juga,” ujar dia di sela-sela aksi.
Di tempat terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla ( JK) mengingatkan bahwa krisis di Jerusalem itu bisa berpengaruh pada kondisi perekonomian dunia. Dikhawatirkan, harga minyak dunia bisa terkerek naik bila konflik benar-benar terjadi.
”Kalau terjadi konflik besar lagi, pasti terjadi lagi harga minyak naik atau perdagangan menurun. Pasti ada efek tidak langsung kemudian,” ujar JK setelah memberikan penghargaan Paramakarya di Kementerian Ketenagakerjaan kemarin.
Paginya, sekitar pukul 09.00, JK bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Muhammad bin Abdulrahman Al Thani di Istana Wakil Presiden. Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang rencana pertemuan OKI yang digelar dalam waktu dekat. Jokowi dijadwalkan menghadiri pertemuan tersebut.
Dari New York, Indonesia juga menggunakan jalur di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengecam pengakuan Amerika Serikat atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Apalagi, Indonesia menjadi wakil ketua di Biro Komite Palestina PBB.
Sesuai mandat Resolusi SMU PBB 3376, komite yang terdiri atas 50 negara anggota dan peninjau itu bertujuan terus menggalang dukungan negara-negara anggota PBB bagi perjuangan bangsa Palestina.
Perwakilan Tetap RI (PTRI) New York Dubes Triansyah Djani menegaskan, tindakan AS itu melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB dan semakin memperkeruh perdamaian di Timur Tengah. Bahkan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.
”Pengakuan sepihak AS atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel harus dikecam dan ditolak karena bertentangan dengan komitmen dunia bagi penyelesaian damai konflik Israel-Palestina,” kata Triansyah Djani dalam keterangan resmi yang diterima Jawa Pos semalam.
Dia juga menyampaikan pernyataan itu pada pertemuan khusus Komite Palestina PBB yang membahas langkah AS tersebut di New York Kamis (7/12) waktu setempat. Selain Indonesia, ada Namibia, Kuba, Nikaragua, Afghanistan, Malta, dan Kuba yang menjadi wakil ketua atau anggota Biro Komite Palestina PBB. Ketuanya adalah Senegal.
”Komite Palestina PBB menganggap keputusan AS tersebut berdampak luas pada keamanan kawasan dan dunia,” tambah dia masih dalam siaran resminya.
Di Palestina, kondisi kian panas gara-gara pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Darah telah tumpah. Yang menjadi korban pertama adalah penduduk Gaza. Seorang pemuda 30 tahun tewas setelah tertembus peluru Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam aksi protes kemarin.
Aksi massa bertajuk Hari Kemarahan yang dimotori Hamas itu memang terjadi di berbagai titik kemarin. Mulai di Tepi Barat, Gaza, hingga Jerusalem Timur. Tim dari Palang Merah mengungkapkan bahwa setidaknya 217 penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jerusalem Timur terluka dalam protes tersebut. Di Gaza, 20 orang terpaksa dirawat karena menghirup gas air mata dan terluka lantaran terkena peluru karet.
Dari keseluruhan korban luka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, 60 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit. ”Sebanyak 13 orang mengalami luka karena tertembus timah panas dan 47 lainnya terkena peluru karet,” bunyi pernyataan tim Palang Merah di Palestina.
Warga Palestina mulai melakukan aksi di dalam dan sekitar Kota Tua Jerusalem setelah salat Jumat.
”Yang kami inginkan dari para pemimpin muslim dan Arab adalah aksi nyata dan bukan hanya pernyataan serta kecaman,” ujar Sheikh Yousef Abu Sneineh saat memberikan khotbah kepada 27 ribu umat muslim yang menunaikan salat Jumat di Masjidilaqsa.
Bentrokan lebih besar justru terjadi di Kota Hebron dan Bethlehem di Tepi Barat. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah massa. Seperti biasa, penduduk Palestina membalas tembakan peluru karet itu dengan lemparan batu.
Fathy Hammad, salah seorang petinggi Hamas, menegaskan bahwa siapa pun yang memindah- kan Kedutaan Besar AS ke Jerusalem akan menjadi musuh dan target faksi-faksi di Palestina.
Militer Israel mengungkapkan bahwa aksi di Jalur Gaza dan Tepi Barat terjadi di 30 titik yang berbeda. Dalam sehari kemarin, IDF telah menahan 30 penduduk Palestina. Aksi massa besar-besaran itu merupakan bagian dari seruan intifadah atau perlawanan yang dilontarkan pemimpin Hamas Ismail Haniya sehari sebelumnya.
Haniya menganggap pernyataan Trump sebagai deklarasi perang dan menyerukan intifadah ketiga. Seharian kemarin seluruh universitas, sekolah, dan institusi pendidikan di Palestina juga menghentikan kegiatan belajar-mengajarnya.
Pada hari yang sama, kelompok militan Al Qaeda juga meminta para pengikutnya di seluruh dunia menyerang bangunan-bangunan penting milik AS, Israel, dan sekutusekutunya. Pernyataan itu diunggah di media As Sahab milik Al Qaeda. (byu/jun/sha/c9/c10/ttg)