Teladan dari Hadi dan Gatot
JAKARTA – Marsekal Hadi Tjahjanto dan Jenderal Gatot Nurman tyo menunjukkan sikap te ladan kepada seluruh bangsa Indonesia. Dua jenderal bintang empat itu menun jukkan peralihan jabatan panglima TNI dengan be gitu indah, menye jukkan. Layak dicontoh semua pe jabat di negeri ini.
Sebagai junior, Hadi mengucapkan terima kasih kepada seniornya, Gatot
Saya berterima kasih kepada senior saya, Jenderal Gatot Nurmantyo, yang telah membimbing saya untuk bisa sampai ke pucuk pimpinan.” MARSEKAL HADI TJAHJANTO Panglima TNI
”Saya berterima kasih kepada senior saya, Jenderal Gatot Nurmantyo, yang telah membimbing saya untuk bisa sampai ke pucuk pimpinan,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto, panglima TNI, setelah dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara.
Gatot pun menunjukkan sikap yang benar-benar ikhlas. Tidak sok menggurui ketika media bertanya tentang apa yang harus dilakukan Hadi. ”Saya sekarang Pati (perwira tinggi) Mabes TNI,” ujar Gatot. ”Tidak etis saya memberikan nasihat kepada Pak Hadi,” jawabnya ketika ditanya pekerjaan besar apa yang harus dilakukan panglima baru.
Dengan dilantik Presiden Jokowi, Hadi menjadi marsekal kedua yang dipercaya sebagai pemimpin tertinggi TNI. Sebelumnya, sebelas tahun lalu, Marsekal Djoko Suyanto menjadi anggota TNI-AU pertama yang jadi panglima pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pelantikan Hadi hanya berselang sehari setelah paripurna DPR menyatakan setuju atas pencalonan arek Malang itu. Dia dilantik dengan dasar Keppres Nomor 83/TNI Tahun 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI.
Jadwal resmi pelantikan Hadi baru diumumkan pukul 14.00 kemarin. Pada saat itu pula, undangan pelantikan disebar. Pelantikan sendiri berlangsung pukul 17.00 dan dihadiri sejumlah pejabat.
Hadi dilantik dengan mengenakan pakaian kebesaran TNIAU berwarna biru. Seperti biasa, dia menyunggingkan senyum khasnya yang berhias kumis tebal. Dia menyatakan akan melanjutkan program-program yang sudah ada di era Gatot. Salah satunya, mengambil peran dalam program pembangunan nasional.
Sudah ada program pembangunan di sejumlah wilayah, terutama pulau-pulau terluar, yang akan melibatkan TNI. ”Program prioritas pembangunan di Natuna, Tarakan, Morotai, Biak, Merauke, dan Selaru. Itu akan kami lanjutkan,” lanjut alumnus AAU 1986 tersebut.
Terkait pembaruan alutsista, Hadi menyebut TNI sudah punya pedoman, yakni minimum essential force (MEF). Saat ini, MEF sudah masuk rencana strategis tahap kedua periode 2014– 2019. ” Kita menunggu saja apa yang harus segera dipenuhi,” tutur Hadi.
Beberapa alutsista yang saat ini sedang ditunggu adalah pesawat tempur dan transpor, radar, hingga kapal selam. Pada renstra kedua, target pemenuhan MEF adalah 30 persen. Maka, pada akhir 2019, target itu harus bisa dicapai sehingga secara total MEF bisa mencapai 60 persen. Sebanyak 40 persen sisanya akan dituntaskan pada renstra ketiga yang berakhir pada 2024.
Disinggung soal hajatan politik yang akan dihadapi dalam dua tahun ke depan, Hadi menyatakan hanya akan berfokus pada keamanan. TNI akan mem- back up Polri secara penuh untuk memastikan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 berjalan tanpa gangguan. ”Kami akan netral terhadap jalannya pemilihan. Netralitas di atas segala-galanya,” janjinya. Gatot Pamitan di Surabaya Sebelum mengikuti pelantikan Hadi di Istana Negara, Gatot menyempatkan diri berkunjung ke Komando Armada Kawasan Timur (Koarmatim). Dia disambut jajaran petinggi TNI-AL. Di antaranya, Panglima Armatim Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono, Komandan Lantamal V Laksamana TNI Edi Sucipto, dan banyak per wira tinggi lainnya.
Dalam kesempatan itu, Gatot yang statusnya masih menjabat panglima TNI menyampaikan beberapa pesan kepada ribuan prajurit di sana. Salah satunya kekompakan TNI dan Polri. ”Saya ingin kekompakan itu terus dijaga, jaga kerja sama di mana pun kalian bertugas,” katanya.
Dia juga menyatakan, TNI menjalankan politik negara. Tepatnya politik yang diabdikan untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketaatan hukum dan kepentingan rakyat di atas segalanya. ”Prajurit TNI mengemban amanah untuk melaksanakan tugas tersebut,” pesannya.
Di akhir sambutan, Gatot menyampaikan kata-kata pamitan di depan ribuan prajurit tersebut. Dia bangga dan merasa terhormat menjadi pimpinan tertinggi militer. Banyak kenangan telah dia lewati.
”Semua itu akan saya simpan di hati sanubari dan detak jantung saya. Sampai kapan pun kenangan itu akan terus hidup dalam jiwa saya,” ucapnya. (byu/c17/ang)