Perwujudan Final Ideal
Dua Tim Surabaya Kejar Gelar
TANGERANG – Dua laga final Livoli Divisi Utama 2017 dijamin bakal berlangsung panas. Tim-tim dengan persiapan matang, lengkap dengan pemain terbaik di Indonesia, akan saling berhadapan untuk memperebutkan gelar terbaik. Di kelompok putri, tim asal Surabaya, Bank Jatim, akan bersua PGN Popsivo Polwan. Lalu, di kelompok putra, tim asal Surabaya lainnya, Bhayangkara Samator, menantang juara bertahan TNI-AU.
Di kelompok putri, Bank Jatim tengah menuntaskan ambisi sekaligus rasa penasaran terhadap gelar juara. Dua tahun terakhir, mereka puasa gelar. Padahal, mereka masih menggenggam status tim dengan juara terbanyak di Livoli. Pertemuan dengan Popsivo menjadi reuni pertemuan mereka pada final 2011 di Bandung. Saat itu, Bank Jatim harus menyerah di tangan Popsivo 1-3 (25-23, 20-25, 25-15, 25-20).
Tahun ini keduanya semakin kuat dan matang. Meski demikian, Popsivo berada dalam posisi yang lebih diunggulkan. Selama pergelaran Livoli Divisi Utama 2017, tim asuhan Dwi Sari Iswaningsih tersebut belum pernah menelan kekalahan. Salah satunya mengalahkan Bank Jatim dalam partai pembuka.
Asisten pelatih Popsivo Ayip Rizal menuturkan, laga final bakal berlangsung ketat. Sebab, kualitas pemain yang mereka miliki berimbang. Memang, tidak ada pemain berlabel timnas SEA Games 2017 dalam skuad Popsivo. Popsivo mengandalkan dua spiker andalannya, Amalia Fajrina Nabila dan atlet voli pantai Ayu Cahyaning Siam.
Meski menang, lanjut dia, hasil tersebut belum bisa digunakan sebagai patokan untuk mengukur kekuatan lawan di final. ”Sejak kalah dari kami, Bank Jatim terus meraih kemenangan. Tren positif itu yang perlu kami waspadai,” ungkapnya.
Melihat permainan Popsivo hingga Kamis (7/12), mereka cenderung bertahan. Blok dan receive mereka cukup ampuh mementahkan spike keras para pemain Gresik Petrokimia. Tak pelak, strategi tersebut juga akan diterapkan saat berhadapan dengan Bank Jatim. Sebab, tim asuhan Mashudi itu memiliki spiker Megawati Hangestri Pertiwi dan quicker Asih Titi Pangestuti. Keduanya merupakan pemain berlabel timnas di SEA Games 2017 yang memiliki kualitas untuk membombardir pertahanan Popsivo.
Sementara itu, Mashudi memprediksi pergerakan Mega dimatikan Popsivo. ”Fokus pasti me- ngarah kepada Mega. Sebab, dia terlihat paling dominan saat kami menyerang,” ujarnya. Namun, pria 57 tahun tersebut tidak kehilangan akal. Dia masih memiliki stok bahkan pemain yang berposisi allround untuk menjadi pembunuh dan menghasilkan poin.
Adu Variasi Serangan Ulangan final tahun lalu tersaji pada final kelompok putra. Bhayangkara Samator menantang TNI-AU. Pelatih Samator Ibarsjah Djanu menerangkan, mereka sudah mempelajari strategi lawan dengan detail. ” Variasi serangan pertama dan serangan kedua mereka seperti apa. Arah servis mereka ke mana. Set pie
mereka di mana, sudah kami pelajari,” terangnya.
Melihat performa hingga semifinal, Samator masih mengandalkan trio spiker di depan. Yakni, Mahfud Nurcahyadi, Rivan Nurmulki, dan Rendy Febriant Tamamilang. Namun, sangat mungkin, mereka bakal memberi sedikit perubahan komposisi. Tosser Nizar Zulfikar akan dipasang pada awal pertandingan untuk mengatur permainan dan menyuplai bola matang. ”Siapa tim yang lebih siap itulah yang akan menjadi pemenang,” tuturnya.
Di pihak lawan, TNI-AU belum terkalahkan menuju final. Dalam laga-laga, dua pemain timnas, Sigit Ardian dan Ramsil Huda, terlihat dominan. Spikespike mereka membombardir pertahanan lawan-lawannya.
Kekuatan menyerang TNI-AU terbilang rapi. Variasi menyerang mereka cukup menyulitkan timtim yang berhadapan dengannya. Hingga saat ini, tim asuhan Wilfridus Wahyu itu belum terkalahkan. ”Kekompakan tim menjadi fokus. Bermain simpel, tanggung jawab pada posisi masingmasing,” kata Wahyu. Latihan servis, blok, dan receive juga diberikan. Sebab, trio spiker Bhayangkara Samator memiliki power yang lebih dari tim-tim lainnya. (han/c16/ady)