Jawa Pos

Carikan sang Whistle-blower Negara Baru

-

LAUSANNE – Tahun lalu, Komite Olimpiade Internasio­nal (IOC) mendapat kritik keras lantaran menolak permintaan Yuliya Stepanova untuk tampil di Olimpiade Rio 2016 sebagai atlet netral. Padahal, pelari jarak menengah itu adalah yang berjasa dalam pengungkap­an kasus doping sistematis yang dilakukan Rusia.

Meski sempat bersitegan­g, Stepanova dan IOC sudah berdamai. Presiden IOC Thomas Bach menyebut dirinya telah berbincang panjang lebar dengan Stepanova dan sang suami, Vitaly Stepanov. Dia menambahka­n, tahun lalu IOC masih melarang Stepanova tampil di Brasil. Sebab, bagaimanap­un, tubuh Stepanova masih terkontami­nasi dengan banyak zat terlarang. ’’Secara etika, saat itu dia belum memenuhi syarat tampil di Olimpiade,’’ ucap Bach dilansir majalah Inside The Games.

Bach menambahka­n, IOC kini sedang berusaha mencarikan solusi terbaik untuk masa depan Stepanova. Saat ini, pelari spesialis nomor 800, 1.000, dan 1.500 meter tersebut tinggal di tempat yang dirahasiak­an bersama sang suami di wilayah utara Amerika Serikat.

’’Kami akan terus mendukung Vitaly Stepanova. Kini kami sedang membantuny­a menemukan negara anggota Olimpiade baru yang bisa menampungn­ya untuk tampil di Olimpiade 2020 Tokyo,” ucap Bach.

Tahun lalu, sebelum Olimpiade Rio 2016, Stepanova sempat menumpahka­n kekecewaan­nya terhadap IOC karena pelarangan tampil di Olimpiade. Dia menyebut IOC hanya memanfaatk­an informasi penting darinya tanpa memberinya saran maupun solusi apa pun.

’’Kompromi harus terus dicari sepanjang waktu. Saya berterima kasih kepada IOC karena telah mendengark­an saran dan membuat posisi saya saat ini menjadi lebih baik,” ucap Stepanova. (irr/c17/nur)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia