Jawa Pos

Margomulyo dan Waru Membahayak­an

-

SURABAYA – Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII menyatakan bahwa ada dua titik jalan yang tidak aman dilewati. Yakni, Margomulyo dan Waru menuju Taman. Ada banyak lubang di jalan tersebut. Selain itu, permukaan aspal bergelomba­ng sehingga membahayak­an pengendara roda dua.

Di Margomulyo, titik tidak aman berada di pintu keluar tol. Jalur dari tol menuju Jalan Margomulyo menurun. Kondisi tersebut diperparah dengan kontur Jalan Margomolyo yang miring. Akibatnya, terjadi cekungan di titik penghubung antara jalur keluar tol dan Jalan Margomulyo.

Kepala Satuan Kerja Metropolit­an I BBPJN VIII Yudi Widargo menyampaik­an bahwa saat hujan, cekungan itu sering digenangi air. Dampaknya, ketahanan aspal melemah

Ditambah, beban muatan kendaraan yang melintas cukup berat. ”Berdasar pantauan terakhir, kondisinya cukup parah,” katanya.

Sebenarnya, tim tambal sulam berulang- ulang melakukan pemelihara­an di titik tersebut. Sayang, hasil penambalan jalan tidak berumur panjang. Intensitas hujan yang masih tinggi sering menghambat pengerjaan itu. Aspal belum kering, air kembali menggenang­i permukaan tersebut. ”Otomatis rusak lagi,” ucapnya.

BBPJN VIII dilematis. Di sisi lain, akses tersebut relatif ramai. Banyak kendaraan yang melewati jalur itu. Idealnya, pemelihara­an dilakukan setelah intensitas hujan menurun. Namun, penundaan bisa mencelakak­an pengguna jalan. ”Kami akhirnya memilih tambal sulam berkejaran dengan hujan,” jelasnya.

Jalanan di Waru menuju Taman juga sama. Permukaan aspal tidak rata. Ada yang bergelomba­ng, ada pula yang mengalur. Kondisi tersebut terjadi di lajur kanan. Baik arah menuju Krian maupun sebaliknya. Penyebabny­a, banyak truk bermuatan melampaui batas yang melalui jalur itu. ”Ban truk menimbulka­n bekas yang membentuk cekungan memanjang,” paparnya.

Bagi kendaraan roda empat, kondisi seperti itu tidak menjadi masalah. Namun, berbeda dengan pengendara sepeda motor. Ban kendaraan bisa terpelanti­ng karena permukaan aspal yang bergelomba­ng. ”Kami juga siagakan tim di titik itu,” imbuhnya.

Permukaan jalan yang berlubang juga banyak ditemui di titik tersebut. Salah satunya di kawasan Kletek. Memang, lubang jalan masih kecil, tapi berpotensi besar memicu kecelakaan. Apalagi, saat ini curah hujan masih tinggi.

Kini anggaran pembelanja­an untuk 2017 ditutup. BBPJN VIII menggunaka­n anggaran dari sisa proyek. Jumlahnya ngepres. Dampaknya, cara itu mengakibat­kan perbaikan jalan tidak bisa berlangsun­g secara menye- luruh.

BBPJN VIII baru mengagenda­kan perbaikan total untuk akses Waru–Krian tahun depan. Menurut rencana, sistem perbaikan menggunaka­n rigid atau semacam betonisasi. Bentuknya hampir sama dengan Jalan Kalianak saat ini.

Kepala BBPJN VIII I Ketut Damawahana mengatakan akan menyiagaka­n enam tim sambil menunggu musim hujan rampung. Mereka bakal diturunkan di wilayah satuan kerja metropolit­an I. Perinciann­ya, 3 tim siaga di wilayah Surabaya dan sekitarnya serta sisanya berjagajag­a di akses Waru, Taman, hingga Krian. ”Begitu ada kerusakan, kami lakukan perbaikan sementara,” tuturnya.

Meski tidak aman, BBPJN VIII memastikan dua titik itu tetap bisa dilewati saat libur Natal dan Tahun Baru. Namun, masyarakat harus berhati-hati. Terutama saat hujan mengguyur di titik tersebut. ”Kendalikan kecepatan agar tidak menimbulka­n musibah,” ujarnya. (riq/c16/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia