Jawa Pos

Dirut RPH Tolak Mundur

-

KONFLIK di Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) tak kalah seru. Perpecahan di jajaran direksi makin parah. Tiga kali rekonsilia­si berakhir dengan kebuntuan. Yang ada justru aksi saling lapor antardirek­tur.

Masalah semakin panas saat Dirut PD RPH Teguh Prihandoko dilaporkan ke badan pengawas oleh dua direktur di bawahnya Kamis (7/12). Itu adalah upaya balasan dari Direktur Keuangan Romi Wicaksono dan Direktur Jasa Niaga Bela Bima. Keduanya melapor karena merasa tidak dilibatkan dalam pengambila­n kebijakan. Teguh dianggap individual­istis.

Menanggapi hal tersebut, Teguh tidak kaget. Dia menerangka­n bahwa tindakanny­a mengerjaka­n tugas-tugas direksi lainnya karena merasa kinerja dua direktur itu tidak sesuai harapan.

Teguh menerangka­n, sudah ada tiga kali upaya damai. Pertama, dia mengumpulk­an direksi dan pegawai. Pada acara itu, dia meminta maaf jika kebijakann­ya dirasa tidak selaras dengan direktur lain. Rekonsilia­si berikutnya di- inisiatori oleh Kabag Perekonomi­an Pemkot Khalid. Rekonsilia­si ketiga diprakarsa­i oleh Asisten Perekonomi­an dan Pembanguna­n Pemkot M. Taswin. Tapi, masih tidak ada kata damai.

Teguh menerangka­n, keputusan saat ini berada di wali kota. Karena direksi kini bagai air dan minyak, wali kota diminta memilih salah satu pihak yang dianggap benar. ”Kalau Bu Risma meminta saya menyudahi tugas, ya saya akan patuh. Kalau bukan beliau yang nyuruh, saya tidak akan mundur,” ujar pria asal Ketintang itu.

Kemarin Teguh dipanggil Inspektora­t Pemkot Surabaya. Dia ditanya mengapa perpecahan bisa terjadi. Dia menjelaska­n seluruh kronologi yang terjadi setahun belakangan.

Kabag Perekonomi­an Khalid menerangka­n bahwa keputusan akan diambil setelah audit inspektora­t tuntas. Dengan begitu, wali kota bisa menentukan sikap. ”Dari hasil audit itu kan nanti ketahuan siapa berbuat apa,” jelas pejabat eselon III-a tersebut. (sal/c6/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia