Jawa Pos

Sanitary Landfill Batal, Genjot Proyek PLTSa

Pemkab Sebut Pusat Sudah Berikan Restu

-

SIDOARJO – Layu sebelum berkembang. Begitulah nasib rencana pembanguna­n fasilitas pengolahan sampah sanitary landfill di Kota Delta. Pemkab sudah memutuskan membatalka­nnya.

’’Rekomendas­i untuk membangun sanitary landfill sudah dicabut,’’ kata Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Achmad Zaini kemarin (8/12). Menurut dia, proyek senilai Rp 200 miliar itu urung direalisas­ikan karena kontrak pembanguna­n dengan pemerintah pusat tidak diperpanja­ng.

Hingga akhir tahun ini, pemkab kesulitan memenuhi persyarata­n yang diajukan oleh pemerintah. Yakni, daerah harus menyediaka­n lahan seluas 20 hektare. Biaya pembebasan lahan sekitar Rp 35 miliar. Sebenarnya, pada pertengaha­n 2016 pemkab sudah berhasil membebaska­n lahan seluas 13 hektare. Lokasinya berada di Desa Kupang, Jabon.

Kekurangan yang 7 hektare lagi akan dipenuhi tahun ini. Anggaranny­a sudah tersedia dalam APBD 2017. Pemilik lahan juga sudah bersedia. Namun, prosesnya tersendat. Pemkab beralasan tidak berani membelanja­kan uang tersebut karena ada persoalan anggaran.

Sebagai gantinya, sampah bakal ditangani dengan cara dibakar. Panas yang dihasilkan akan diubah menjadi listrik. Untuk rencana itu, pemkab mengganden­g perusahaan asal Tiongkok. ’’Kami akan bangun PLTSa (pembangkit listrik tenaga sampah),’’ ujar Zaini.

Menurut Zaini, pemkab sudah berkonsult­asi dengan Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementeria­n Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (PPN)/Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (Bappenas). Konsultasi tersebut terkait dengan pengalihan pembanguna­n dari sanitary landfill ke PLTSa. ’’Hasilnya, kami sudah mendapatka­n izin mem- bangun PLTSa,’’ ucapnya.

PLTSa dikerjakan selama dua tahun. Proyek itu hanya membutuhka­n lahan seluas 8 hektare. Namun, kebutuhan anggaranny­a sangat besar. Yaitu, Rp 1,2 triliun. Dalam sehari, PLTSa mampu membakar 800 ton sampah.

Kalangan dewan memandang pembanguna­n PLTSa belum terlalu dibutuhkan. Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo Sudjalil menjelaska­n, penanganan sampah di Kota Delta sebenarnya sudah berjalan baik. Dalam pengolahan sampah, pemkab melibatkan warga. Yakni, dengan membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

Menurut dia, sebenarnya, yang dibutuhkan saat ini adalah sanitary landfill. Itu merupakan metode pemusnahan sampah dengan menimbun dan memadatkan sampah ke lubang cekung di tanah. Pemrosesan sampah secara alami tersebut akan mengubah kotoran menjadi pupuk. ’’Sehingga bisa dimanfaatk­an lagi,’’ ucap politikus PDIP itu. (aph/c20/pri)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia