Jawa Pos

Kamar Tidur Jadi Ruang Rapat Bahas Banjir

Sebagai pasangan suami istri (pasutri), Abu Hasan dan Mukhibatul Husna tidak hanya kompak masalah rumah. Keduanya juga selalu berada di barisan depan untuk membantu warga yang kesusahan karena dilanda musibah. Khususnya banjir.

-

MUSIM hujan tiba. Artinya, banjir harus diwaspadai. Terutama bagi masyarakat yang bermukim di daerah rawan. Misalnya, sepanjang daerah aliran Kali Lamong wilayah Gresik Selatan dan Bengawan Solo di Gresik Utara.

Di tengah kesiapsiag­aan menghadapi bencana luapan air bah, Abu Hasan bisa dibilang sosok yang paling sibuk. Maklum, dia menjabat kepala Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik. Dia bertanggun­g jawab lebih besar dalam persoalan kebencanaa­n. Mulai upaya penanggula­ngan hingga langkah penanganan saat terjadi bencana. ”Kami sudah waspada dengan ancaman ini (banjir, Red),” ujarnya ketika berbincang dengan Jawa Pos pada Rabu (6/12).

Banjir yang sudah di depan mata membuat Abu Hasan siap-siap. Waktunya lebih banyak dihabiskan di lokasi banjir. Bahkan, demi berempati dengan masyarakat yang terdampak banjir, dia harus mengesampi­ngkan keluarga. ”Untung, anak-anak tidak protes. Sebab, mereka sudah ngerti ini tanggung jawab,” kata ayah tiga anak itu.

Menariknya, dalam urusan kebencanaa­n, Abu Hasan memiliki partner kerja yang spesial. Dia adalah dr Mukhibatul Husna yang tak lain istrinya sendiri. Dr Husna menjabat kepala bidang (Kabid) pencegahan dan pengendali­an penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik. ”Kami sering ketemu di lapangan (lokasi banjir). Padahal nggak direncanak­an,” timpal Husna, lalu tertawa.

Meski dari instansi berbeda, sinergi keduanya berjalan sangat kompak. Sebagai Kabid P2P (dulu bidang pencegahan pemberanta­san penyakit dan kesehatan lingkungan atau PK3 kesling), Husna bertugas memberikan penyuluhan hingga tindakan medis kepada korban bencana.

Abu Hasan dan dr Husna all-out dalam penanganan bencana. Menit per menit dipantau perkembang­an di lokasi banjir. Sampai-sampai, mereka kerap menyulap kamar tidur sebagai ”ruang rapat” darurat. Mulai langkah penanganan, logistik apa saja yang disiapkan, hingga tindakan medis. Tentu ”rapat” tidak sampai membuat kepala pusing karena dibicaraka­n dengan santai di atas kasur. ”Iya sambil tidur-tiduran. Kirakira besok apa yang disiapkan. Termasuk penanganan kalau ada korban,” tutur Abu Hasan sambil mencuricur­i pandang ke arah istrinya.

Namun, jika kondisi banjir benar-benar gawat, Abu Hasan langsung menuju lapangan. Bahkan, dia menginap di lokasi kejadian. Itu dilakukan pada 2014, 2015, dan 2016. Saat itu, banjir besar menerjang wilayah Gresik Selatan. Misalnya, Benjeng, Cerme, serta wilayah Driyorejo. ”Pernah tiga hari tiga malam tidak ketemu anak-anak. Tapi ketemu istri karena sama-sama di lokasi banjir,” kenangnya, lantas tertawa lepas. (*/c16/dio)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS ??
UMAR WIRAHADI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia