Jawa Pos

Saat Ikan-Ikan Kembali Pulang

Di sebuah pulau kecil, Haruku, Maluku Tengah, terdapat tradisi untuk menjaga alamnya: sasi lompa. Acara tersebut dihelat rutin tiap tahun. Biasanya pada Oktober atau November. Bergantung tanda-tanda alam.

- (Ferlynda Putri/ c11/dos)

Oktober lalu Kepala Kewang (ketua adat) Negeri Haruku Eliza Marthen Kissya sudah mengumumka­n akan menghelat sasi lompa. Persiapan sudah dilakukan. Malamnya, pria yang akrab disapa Eli itu tidak melihat ikan lompa datang ke hulu Sungai Haruku. Akhirnya, sasi lompa dibatalkan.

Tepat seminggu kemudian, 22 Oktober, ikan yang hanya hidup di sekitar Haruku itu mulai banyak di hulu sungai yang berada tepat di samping rumah kewang. Dia pun akhirnya mengumumka­n bahwa tiga hari kemudian sasi lompa dihelat. Seluruh warga diminta untuk bersih-bersih.

Pada 25 Oktober, sekitar pukul 19.00, Eli keluar dengan pakaian kewang. Yakni baju lengan panjang dan celana hitam. Di lehernya ada halsduk berwarna merah. Selempang tenun berwarna merah juga menempel di tubuhnya.

Saat itu dia akan mengawali malam sasi lompa. ”Nanti akan jalan mengelilin­gi kampung. Membacakan peraturan sasi lompa (Saniri’a Lo’osi Aman Haru-ukui atau Saniri Lengkap Negeri Haruku, Red),” katanya.

Peraturan sasi lompa dibacakan bersama dengan para

kewang lain, sekitar 12 orang. Peraturan tersebut dibacakan di setiap sudut negeri sambil membawa daun kelapa kering yang dibakar. Acara itu selesai pada pukul 23.00.

Pada pukul 03.00 para kewang berkumpul di rumah kewang. Mereka makan bersama. Menu ikan bakar dan sayur-mayur dihidangka­n. Alasnya daun kelapa. Untuk minum, air diwadahi bambu, gelasnya batok kelapa.

Setelah itu, Eli menyalakan lagi daun kelapa kering. Langit Haruku menjadi terang. ”Ini untuk menarik perhatian ikan lompa agar masuk ke hulu. Biar tahu jalan,” tutur pria 68 tahun tersebut. Proses bakar-bakar itu berlangsun­g sampai pukul 05.00, saat matahari mulai terbit.

Selanjutny­a, hulu Sungai Haruku dibendung dengan kayu dan jaring. Ikan dibiarkan berada di tengah sungai.

Saatnya berpesta. Pada pukul 09.00, semua kewang masuk ke sungai, disusul seluruh warga. Ada yang membawa ember, kain, hingga jaring besar. Semua orang menjaring ikan. Ikan dikumpulka­n. ”Anak yatim dan janda dapat porsi banyak. Nanti ikan dikeringka­n dan bisa dimakan beberapa bulan ke depan,” jelas pria kelahiran 12 Maret 1949 tersebut.

Sasi lompa dihelat sejak 1600an. Berdasar cerita Eli, sasi lompa pada awalnya memang bertujuan melestarik­an alam. ”Sejak awal, ada peraturan untuk tidak boleh memetik buah yang masih kecil. Pohon yang ada buahnya juga tidak boleh ditebang,” ungkapnya.

Sekarang peraturan ditambah dengan tidak boleh mandi atau mencuci di sungai dengan sabun. Itu dilakukan agar ikan lompa tidak punah.

Sayang, event tahunan itu tidak mendapat perhatian dari pemerintah. ” Tidak pernah ada yang datang,” ungkap Eli.

Eli sebagai ketua kewang ingin melanjutka­n acara tersebut. Dia hanya ingin Negeri Haruku tetap kaya dengan sumber daya alam hayati.

 ??  ??
 ?? FERLYNDA PUTRI/JAWA POS ?? JANJI NEGERI: Para kewang Negeri Haruku membaca peraturan sasi lompa yang diwariskan sejak 1600-an.
FERLYNDA PUTRI/JAWA POS JANJI NEGERI: Para kewang Negeri Haruku membaca peraturan sasi lompa yang diwariskan sejak 1600-an.
 ?? FERLYNDA PUTRI/JAWA POS ?? MEMBUAT TANDA: Eliza Marthen Kissya membuat tanda sasi. Tanda sasi dibuat sehari sebelum panen ikan.
FERLYNDA PUTRI/JAWA POS MEMBUAT TANDA: Eliza Marthen Kissya membuat tanda sasi. Tanda sasi dibuat sehari sebelum panen ikan.
 ?? FERLYNDA PUTRI/JAWA POS ?? MENYERUPAI IKAN: Tanda sasi dipasang di depan rumah kewang. Tanda sasi dibuat dari daun kelapa yang dibentuk seperti ikan, lalu ada buah-buahan muda yang digantung di depannya.
FERLYNDA PUTRI/JAWA POS MENYERUPAI IKAN: Tanda sasi dipasang di depan rumah kewang. Tanda sasi dibuat dari daun kelapa yang dibentuk seperti ikan, lalu ada buah-buahan muda yang digantung di depannya.
 ?? FERLYNDA PUTRI/JAWA POS ?? SEBELUM PANEN IKAN: Para kewang berkumpul di rumah kewang untuk menyantap makanan bersama-sama. Kegiatan itu dilakukan dini hari sebelum panen ikan lompa.
FERLYNDA PUTRI/JAWA POS SEBELUM PANEN IKAN: Para kewang berkumpul di rumah kewang untuk menyantap makanan bersama-sama. Kegiatan itu dilakukan dini hari sebelum panen ikan lompa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia