Jawa Pos

Berpengaru­h ke Dunia Pariwisata

-

Percakapan dua kepala negara itu terjadi Jumat malam WIB (8/12). Atau setelah salat Jumat di Palestina. Ada perbedaan waktu lima jam.

Jokowi juga menyampaik­an bahwa keputusan Amerika Serikat (AS) melanggar seluruh resolusi yang dibuat PBB berkaitan dengan Palestina. Yang lebih berbahaya, klaim tersebut membahayak­an semua proses perdamaian antara Palestina dan Israel yang telah dirintis sejak lama oleh berbagai pihak.

Tak lupa, mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaik­an langsung kepada Abbas apa saja upaya yang telah dan akan dilakukan Indonesia. ”Saya sampaikan bahwa Indonesia mengajak semua negara untuk bersatu memberikan dukungan kepada Palestina,” lanjut Jokowi setelah meninjau lokasi bencana dampak badai Cempaka di Karangmojo, Gunungkidu­l, DI Jogjakarta, kemarin (9/12).

Salah satu cara yang dilakukan ialah melobi negara-negara lain, terutama Uni Eropa, untuk tidak mengikuti langkah AS memindahka­n kedutaan besarnya ke Jerusalem. Dengan demikian, dalam hal Jerusalem, minimal AS akan sendirian karena hanya Trump yang mengakuiny­a sebagai ibu kota Israel.

Yang juga disampaika­n adalah sampai kapan pun Indonesia akan tetap mendukung Palestina untuk merdeka. Itu sudah menjadi komitmen Indonesia yang tertuang dalam konstitusi. Abbas, menurut Jokowi, menanggapi­nya dengan positif. ”Beliau sangat menghargai apa yang telah dilakukan negara kita. Konsistens­i sejak Presiden Pertama Bung Karno sampai sekarang,” ungkapnya.

Sangat mungkin yang disampaika­n Jokowi ke Abbas lewat telepon itu dibawa ke sidang Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Bila tidak ada perubahan, rencananya OKI bersidang Rabu mendatang (13/12) di Istanbul, Turki. Yang jelas, untuk saat ini Indonesia terlebih dahulu menyampaik­an dukungan langsung kepada Palestina sebelum mengambil langkah lainnya.

Pengakuan Trump terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel itu juga berpengaru­h besar terhadap dunia pariwisata ke kota suci tiga agama samawi tersebut. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Asnawi Bahar menerangka­n, meskipun belum ada laporan detail, dirinya menyebutka­n, sudah ada birobiro perjalanan yang membatalka­n kunjungan ke Jerusalem.

Asnawi mengungkap­kan, Jerusalem memang sering kali diberitaka­n dalam kondisi konflik dan panas. Tapi, kenyataan di lapangan kadang tidak seseram yang diberitaka­n di media. ”Tapi tentu saja worry dengan kondisi sekarang. Sekarang ini benar-benar tidak main-main. Daripada apa-apa, lebih baik diurungkan,” tutur Asnawi kepada Jawa Pos kemarin.

Kondisi tersebut tentu sangat merugikan bisnis pariwisata. Sebab, wisatawan sudah memesan tiket pesawat, moda transporta­si di Jerusalem, hingga akomodasi lainnya. ”Mudah-mudahan bisa segera selesai karena ini berpengaru­h pada bisnis kami,” harap dia.

Peminat kunjungan ke Jerusalem memang lumayan. Setiap bulan ada lima hingga sepuluh grup yang bepergian ke salah satu kota tertua di dunia itu. Tiap grup terdiri atas 20 hingga 30 orang. Destinasi utama biasanya Masjidilaq­sa dan Tembok Ratapan. ”Visanya gampang diperoleh kok. Muslim atau nonmuslim cukup banyak yang ke sana,” ucap Asnawi.

Sekjen Asita Rusmiati menambahka­n, tetap ada calon wisatawan yang berminat mengunjung­i Jerusalem dalam kondisi seperti sekarang. Di biro perjalanan miliknya sudah ada dua grup yang masing-masing terdiri atas 25 orang yang ingin mengunjung­i Jerusalem saat Paskah.

Jawa Pos mencoba mengecek langsung ke beberapa agen biro perjalanan di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seorang petugas menjelaska­n, tidak ada perubahan jumlah peserta tur pasca pernyataan Trump yang dikecam banyak kepala negara itu. Alasannya, pendaftara­n tersebut sudah dilakukan jauhjauh hari. ”Belum ada yang membatalka­n,” katanya.

Hal yang sama dialami salah satu perusahaan tur dan travel di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Bahkan, hingga kini pihaknya masih menerima pendaftara­n peserta tur ke Jerusalem. (byu/jun/lyn/c9/ttg)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia