Jawa Pos

12 Jam, Gunung Agung Meletus 8 Kali

Jumlah Pengungsi Sudah Lebih dari 70 Ribu

-

KARANGASEM – Letusan Gunung Agung berlanjut. Sabtu (9/12) gunung tertinggi di Pulau Dewata itu kembali menyemburk­an asap tebal serta abu vulkanis.

Pusat Vulkanolog­i dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, ada delapan letusan sejak pukul 00.00 Wita sampai 12.00 Wita. Namun, letusan-letusan itu belum mengganggu aktivitas penerbanga­n. Sebab, semburan abu tidak lebih dari 2.000 meter di atas puncak kawah.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika menjelaska­n, letusan efusif memang terus terjadi sejak kali pertama Gunung Agung meletus pada Selasa (21/11). Tapi, kekuatan letusan efusif naik turun. ”Artinya, kepulan abu yang menyertai aliran lava fluktuatif. Kadang sedikit, kadang besar,” ungkap pria yang akrab dipanggil Suantika itu.

Dia mencontohk­an semburan abu vulkanis yang keluar terusmener­us pada 25 sampai 29 November. Sedangkan dua hari belakangan semburan abu vulkanis tidak terus-menerus terjadi.

Menurut Suantika, letusan serupa bakal terus terjadi. Sebab, aktivitas vulkanis Gunung Agung masih tinggi. Berkali-kali gempa vulkanik yang terekam menjadi buktinya. ”Karena itu, status masih tetap awas,” ujarnya.

Tentu saja instansiny­a sudah mengambil pertimbang­an matang. Di samping masih aktif, letusan yang disertai semburan abu vulkanis juga patut diwaspadai. Setiap kali keluar, abu vulkanis menghujani permukiman di sekitar gunung tersebut.

Dua hari lalu PVMBG mendapat laporan bahwa hujan abu turun di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Kemarin hujan abu juga dilaporkan terjadi di Desa Tianyar dan Desa Ban. Bahkan, abu yang keluar sudah masuk kategori lapili.

Sebab, abu turun dalam bentuk butiran dengan ukuran 2–64 mm. Berdasar informasi yang diterima PVMBG, lapili menghujani Dusun Temakung, Desa Ban. ”Satu jam (setelah letusan, Red) sudah turun,” ucap Suantika.

Serupa abu vulkanis dengan ukuran di bawah 2 mm, lapili juga berpotensi menjadi lahar hujan atau lahar dingin. Daya rusaknya juga patut diwaspadai. Karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Agung selalu menyiapkan masker.

Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menjelaska­n, lapili terbentuk pada kolom letusan karena kelembapan dan gaya elektrosta­tis.

”Saat material abu berinterak­si dengan air, bisa saja air dari kawah,” terang dia.

Berdasar data Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Bali, jumlah pengungsi dari zona bahaya sudah mencapai 70.099 orang. Mereka tersebar di 236 titik atau lokasi pengungsia­n. Angka tersebut sudah setara dengan prediksi total pengungsi dalam hitungan BPBD setempat. Namun, tidak tertutup kemungkina­n jumlah pengungsi bertambah. ( syn/c11/ttg)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia