Penlok Akan Tuntas Bulan Ini
Kelanjutan Pembangunan Frontage Road Sisi Wonokromo
SURABAYA – Proyek frontage road sisi Wonokromo dilanjutkan tahun depan. Masalah penetapan lokasi (penlok) yang selama ini menjadi ganjalan akhirnya terurai. Pemprov rencananya menerbitkannya pada bulan ini. Dengan begitu, Dinas PU bina marga dan pematusan (DPUBMP) bisa segera merampungkan pembebasan tanah di ruas itu.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan bahwa tahun depan pemkot mengalokasikan anggaran cukup besar untuk menuntaskan proyek infrastruktur jalan
Sebanyak Rp 2,1 triliun di antara total APBD 2018 sebesar Rp 9,11 triliun dialokasikan untuk proyek infrastruktur. ”Salah satunya untuk menyelesaikan proyek
Jalan Ahmad Yani hingga ke Joyoboyo,” katanya.
Saat ini frontage road Jalan Ahmad Yani sisi barat sudah hampir tuntas. Kontraktor tinggal mengerjakan finishing jalan di depan kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur. Sebab, sempat terjadi kendala pembebasan satu persil lahan. ”Sebentar lagi sudah selesai,” ujar dia.
Kini frontage road Jalan Ahmad Yani sudah bisa dilewati. Proyek frontage sisi barat rencananya diteruskan hingga Jalan Wonokromo–Joyoboyo. Namun, pembangunan jalan tersebut masih berhenti di depan RSI Wonokromo. Sebab, masih banyak bangunan warga yang belum bisa dibebaskan.
Agus menuturkan, pembebasan lahan memang terkendala penlok. Karena itu, pemkot belum bisa meneruskan pengerjaan fisik. Namun, masalah tersebut kini sudah mendapatkan jalan. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII sudah memberikan surat balasan. ”Sekarang sudah diproses pemprov,” ujarnya.
Penlok tersebut dijanjikan keluar bulan ini. Dengan begitu, DPUBMP bisa segera menyelesai kan pem b ebasan lahan selanjutnya. Sosialisasi hingga melakukan appraisal.
Total ada 33 persil lahan warga yang harus dibebaskan untuk melanjutkan proyek frontage road (FR) Wonokromo hingga Joyoboyo. Sisanya adalah lahan milik PT KAI dan PD Pasar Surya. ”Nanti dinas pekerjaan umum yang akan kebut pembebasan tanahnya ,” katanya.
Saat ini pembebasan sebagian lahan milik PD Pasar Surya sudah dilakukan. Selain itu, pemkot sudah berkoordinasi dengan PT KAI untuk lahan yang terimbas pelebaran Jalan Wonokromo. Jika pembebasan lahan bisa beres tahun ini, tahun depan dilanjutkan pengerjaan fisik frontage Wonokromo. ” Januari tahun depan bisa langsung lelang pekerjaan fisiknya,” ujarnya.
Meski urusan pembebasan lahan milik warga tersebut belum tuntas, pemkot tidak lantas berdiam diri. Kemarin (9/12) pembangunan box culvert sudah mulai dilakukan. Pengerjaan box culvert tersebut dilakukan di lahan milik PD Pasar Surya yang sudah dibongkar. Sisanya, bangunan milik PT KAI dan warga masih belum dibongkar.
Agus mengatakan, pembangunan frontage road sisi Wonokromo dan jembatan Joyoboyo memang dikebut. Sebab, jalan tersebut akan menjadi penunjang integrasi antarmoda angkutan masal yang akan dibangun. Yakni, rencana pengoperasian bus rapid transit untuk mendukung rencana pembangunan angkutan masal cepat (AMC) berupa trem. ”Bulan ini dishub sudah menyiapkan delapan bus yang beroperasi tahun depan,” katanya.
Bahkan, tahun depan bus tersebut ditambah sepuluh unit. Nanti bus tersebut beroperasi dari Purabaya hingga Joyoboyo. Karena itu, penuntasan jalan frontage Wonokromo dan jembatan Joyoboyo menjadi prioritas tahun depan. ”Kalau tidak dibangun jembatan lagi dari Wonokromo ke Joyoboyo, jalur angkutan feeder tersebut juga susah,” ujarnya. (ayu/c10/git)