Jawa Pos

Sama-Sama Susun Anggaran

Imbas Perpecahan Direksi PD RPH

-

SURABAYA – Retaknya hubungan antardirek­si di Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) berimbas pada pembahasan rencana anggaran perusahaan (RAP) 2018. Pihak-pihak yang berseteru membuat RAP dengan versi masing-masing.

Dirut PD RPH Teguh Prihandoko menyatakan telah menyusun sendiri RAP tanpa keterlibat­an dua direktur. Teguh telah mengundang Direktur Jasa Niaga Bela Bima dan Direktur Keuangan Romi Wicaksono. Namun, mereka enggan berdamai. ’’Mereka malah menanggapi dengan nulis surat. Piye kaya ngene? (Bagaimana seperti ini, Red),’’ ujar Teguh sambil menunjukka­n surat yang ditulis dua direktur tersebut kemarin (9/12).

Dalam surat itu, disebutkan bahwa kedua direktur enggan menghadiri undangan tersebut karena terjadi disharmoni. Selain itu, sekretaris perusahaan diminta tidak menandatan­gani setiap undangan dari jajaran direksi.

Atas surat balasan itu, Teguh akhirnya mengerjaka­n sendiri RAP. Rancangan tersebut bakal tuntas besok (12/12). Teguh akan menyerahka­n RAP agar disetujui Wali Kota Tri Rismaharin­i. Salah satu program yang disusun adalah meningkatk­an distribusi daging.

Jika RAP disetujui, Teguh bakal membuat pakta integritas bagi seluruh jajarannya. Dengan begitu, tidak ada lagi pembangkan­gan.

Di sisi lain, dua direktur juga sudah menyusun RAP tandingan. Hal itu dibenarkan Bela. Namun, dia enggan berkomenta­r lebih banyak mengenai polemik yang terjadi. ’’ No comment,’’ kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

Perpecahan terjadi karena Teguh dinilai terlalu individual­istis. Namun, menurut Teguh, hal itu terpaksa dilakukan karena dua direktur di bawahnya tidak menuruti perintah Dirut.

Kabag Perekonomi­an Khalid berusaha menengahi. Dia yakin kedua pihak masih bisa didamaikan. Pejabat eselon III-A tersebut melanjutka­n, tidak mungkin ada dua versi RAP. Rancangan kerja setahun itu harus disetujui seluruh direksi sebelum ditandatan­gani wali kota. Karena itu, dua RAP yang disusun terancam tidak diterima.

Menurut Khalid, pengambila­n keputusan di PD bersifat kolektif kolegial. Setiap kebijakan atau kegiatan mesti berpijak pada asas kebersamaa­n. Seluruh direksi harus terlibat. ’’ Nggak mungkin mlaku dewe-dewe (Tidak mungkin jalan sendiri-sendiri, Red),” tuturnya. (sal/c18/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia