Jangan Baru Bertindak saat Ada Penjambretan
Cegah Kejahatan Jalanan, Polisi Harus Intens Patroli
GRESIK – Jalanan Kota Giri telah menjadi tempat beraksinya para penjahat. Bahkan, sepekan terakhir, ada tiga kasus penjambretan di tiga lokasi berbeda. Hal itu mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak. Salah satunya, kalangan pekerja.
Tidak sedikit pekerja pabrik yang menjadi korban. Termasuk Ummu Sa’adah, karyawan salah satu pabrik di Kawasan Industri Gresik (KIG) yang menjadi korban kejahatan jalanan.
Sekretaris Dewan Pengurus Cabang (DPC) Logam, Elektronik, dan Metal (LEM) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Gresik Imam Syaifudin menguraikan, pekerja sif malam kerap menjadi incaran bandit jalanan. Khususnya pekerja perempuan.
Imam menyatakan, ada dua solusi yang perlu dilakukan. Pertama, melengkapi fasiltias transportasi khusus karyawan yang bekerja malam. ”Di Gresik baru ada beberapa perusahaan yang menyediakan fasilitas itu,” ujarnya kemarin (9/12).
Menurut Imam, transportasi khusus lebih menjamin keselamatan karyawan. Bukan hanya dari para penjahat. ”Termasuk meminimalkan kecelakaan lalu lintas,” tutur lelaki yang juga wakil sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) Gresik itu.
Kedua, pihak kepolisian harus serius mengamankan wilayah masing-masing. Selama ini, kata Imam, polisi terkesan kurang serius dalam menjaga wilayah-wilayah rawan. Akibatnya, kejahatan jalanan merajalela.
Imam mencontohkan sejumlah pos polisi yang kerap kosong. Di pos polisi Terminal Bunder, anggota korps seragam cokelat hanya berjaga saat pagi dan siang. ”Malam tidak ada orang,” kata lelaki yang berkantor di daerah Bunder tersebut.
Hal serupa terlihat di pos polisi Kembangan, Jalan Mayjen Soengkono. Menurut Imam, kondisinya lebih parah. ”Jangankan malam. Siang saja sering tidak ada orang,” ungkapnya.
Padahal, lanjut Imam, lokasi tersebut termasuk salah satu kawasan padat industri. Banyak pabrik dan perusahaan yang berada di sepanjang jalan Mayjen Soengkono. ”Jadi, jangan baru bertindak ketika ada kasus saja,” tuturnya.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Gresik Mujid Ridwan menambahkan, kasus kejahatan jalanan selalu me- ningkat ketika akhir tahun. Sebab, kebutuhan orang meningkat menjelang tahun baru. ”Jadi, (masyarakat, Red) harus lebih waspada,” tuturnya.
Legislator PDIP itu meminta polisi lebih intens melakukan patroli dan pengawasan. Khususnya di titik-titik rawan kejahatan. Tujuannya, mencegah adanya tindak kejahatan jalanan. ”Jadi, keamanan warga lebih terjamin,” katanya.
Rata-rata, korban penjambretan adalah perempuan. Selain Ummu Sa’adah yang menjadi korban penjambretan pada Selasa (28/11), Minggu (3/12) Nur Halimah menjadi korban kejahatan jalanan di Jalan Raya Banjarsari, Kecamatan Cerme.
Dia terjatuh dari motor setelah tasnya ditarik dua lelaki yang berboncengan motor. Kamis malam (7/12), seorang ibu warga Kedanyang, Kecamatan Kebomas, nyaris menjadi korban penjambretan di Jalan Mayjen Soengkono. Untung, dia selamat.
Penjahat bermotor gagal mendapatkan hasil. Padahal, pelaku sudah mengikuti korban di jalanan. ( adi/c25/dio)