Jawa Pos

Lebar dari 12 Meter Jadi 5 Meter

-

GRESIK – Banjir luapan Kali Lamong masih mengancam warga Gresik Selatan. Apalagi, proyek normalisas­i induk Kali Lamong belum berjalan. Di sisi lain, kondisi badan sungai terus mengalami penyempita­n yang cukup parah.

’’Dari tahun ke tahun terjadi pendangkal­an dan penyempita­n,” papar Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Abu Hasan kemarin (9/12).

Berdasar kajian Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Kali Lamong memang mengalami penyempita­n parah. Lebar sungai yang awalnya 12 meter saat ini menyempit menjadi 5– 6 meter. Jika tidak ada tindakan solutif, hal itu menimbulka­n kekhawatir­an. Sebab, air Kali Lamong kian mudah meluber. ’’ Kuncinya harus normalisas­i,” kata Abu Hasan.

Pengerukan itu dilakukan untuk mengembali­kan fungsi sungai sebagai penampung air dalam kapasitas maksimal. Tindakan lain berupa pembanguna­n tanggul di sepanjang sungai. Namun, induk Kali Lamong menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Pemkab berkali- kali mengirim surat ke pusat melalui Kementeria­n PUPR. Ter akhir dilakukan Maret 2016. Itu ber kaitan dengan permohonan survei pem bebasan lahan tanggul Kali Lamong. ’’Sur vei dari pusat untuk memetakan la han yang dibutuhkan tanggul,” jelas Ka baghumas Pemkab Gresik Suyono.

Berdasar pantauan Jawa Pos, saat ini debit air Kali Lamong kembali surut setelah meningkat pekan lalu. Bahkan, luberan air sempat menutupi Jalan Raya Morowudi, Cerme. Kini, bekas luapan menyisakan lumpur tebal di sepanjang bibir sungai. ( mar/ c7/ dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia