Jawa Pos

Dulu Introver, Kini Selebgram

Awkarin Manfaatkan Media Sosial

-

SURABAYA – Karin Novilda yang lebih dikenal dengan sapaan Awkarin kepincut dengan media sosial. Dia menganggap media sosial memberikan keuntungan besar. Tidak hanya melambungk­an namanya, tetapi juga membuka peluang bisnis.

Kini, dia sedang fokus membuka The A Team Management. Sebuah platform manajemen bagi selebgram. Itulah yang diungkapka­nnya dalam talk show Jawa Pos Jitu Bazaar on The Week di ITC Surabaya kemarin (9/12).

”Dunia maya. Memang maya, tapi nyata,” ungkap perempuan 20 tahun tersebut. Sebab, menurut dia, media sosial dapat berfungsi sebagai wadah berkomunik­asi. Siapa pun dapat menggunaka­nnya. ”Orang-orang bisa komentar apa saja,” tambahnya. Namun, ia juga bisa dikatakan topeng. Orang dapat berlaku suka-suka pada media sosial. Pengguna dapat memanfaatk­an media sosial sebagai tameng menutupi diri sendiri.

Selanjutny­a, Awkarin melihat peluang berbeda pada media sosial. Itu pula yang dimanfaatk­annya saat ini. Dia mendirikan The A Team Management untuk mewadahi selebgram-selebgram. ”Kalau di Indonesia, bisnis di media sosial itu masih aman lah untuk 5–10 tahun ke depan,” ucapnya.

Terlebih, menurut perempuan asal Jakarta itu, selebgram adalah sebuah profesi yang mulai dilirik banyak orang. ”Lebih menguntung­kan daripada artis TV,” ungkapnya. Karena itulah, dia semakin optimistis terhadap bisnis barunya. Awkarin mengelola The A Team Management bersama sepuluh temannya. Terdiri atas tujuh pe- rempuan dan tiga laki-laki.

Dengan manajemen tersebut, Awkarin dkk dapat mengarahka­n selebgram-selebgram dengan baik. Jadi, mereka dapat menggunaka­n media sosial dengan benar.

Awkarin sendiri mengungkap­kan, jalannya menuju selebgram nggak mulus-mulus amat. Banyak hujatan dari netizen yang diterimany­a selama ini. Meski begitu, dia pantang menyerah. Tidak sedikit pun mengendurk­an semangatny­a untuk terus berkarir melalui media sosial. ”Pokoknya jangan pernah

yang negatif. Tetap fokus dan percaya pada tujuan kalian,” tegasnya memberikan saran kepada fans-fans-nya kemarin.

Dia bisa berkata seperti itu karena telah melewati berbagai macam pengalaman. Awkarin sendiri mengaku introver. Dia sering dibully teman-teman sekolah. Dari situ, dia bangkit. Awkarin berusaha mengubah sifatnya. Dia berlatih berbicara di depan cermin.

Selain itu, dia melatih kepercayaa­n dirinya dengan terjun ke dunia bisnis. Produk bisnis per- tamanya adalah case handphone. Dia membeli dari seorang produsen, lalu case itu dihias sedemikian rupa. Barulah, dia menjualnya lagi. ”Saya pinjam modal papa saat itu, Rp 500 ribu,” katanya. Ternyata bisnis tersebut menjanjika­n. Bulan pertama, langsung balik modal. Pendapatan­nya tembus Rp 25 juta.

Rupanya keuntungan itu berlaku singkat, hanya dua-tiga tahun pertama. Setelah itu, bisnis Awkarin tenggelam dengan munculnya banyak pesaing. Kondisi tersebut mendorong Awkarin berpikir keras. Idenya jatuh pada pemanfaata­n media sosial. ”Saya berkiblat dari luar negeri. Saat itu, Indonesia belum seramai saat ini,” ujarnya.

Awalnya, Awkarin mengaku iseng membuat video. Lantas, diunggahny­a video itu ke YouTube. Video tersebut menampilka­n dia menangis. Ternyata, video itu menarik banyak perhatian dari netizen.

Banyaknya respons tersebut membuka mata Awkarin bahwa media sosial dapat memberikan pengaruh besar. Kemudian, dia sering menerima barang endors- an. Dalam satu hari, dia me nerima 10– 15 item barang. ( bri/ c17/ nda)

 ??  ??
 ??  ?? dengerin
dengerin

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia