Jawa Pos

Ingin Pulang, tapi Tidak Punya Paspor

-

PEMERINTAH bisa bekerja sama dengan mantan pentolan ISIS untuk memberikan pemahaman kepada publik bahwa mereka bukanlah peme- rintahan Islam. Ada beberapa pentolan ISIS asal Indonesia di Syria yang tersadar betapa sesat organisasi itu

Mantan terpidana kasus terorisme M. Jibril Abdurrahma­n kepada Jawa Pos menyatakan, ISIS telah runtuh. Basis kelompok militan itu, baik di Syria maupun Asia Tenggara, telah takluk. Di Asia Tenggara, sebagaiman­a diketahui, ISIS terpusat di Maute, Filipina. Di sana, ISIS takluk dengan sikap tegas Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

” Ya, memang, ISIS sudah tidak ada lagi,” kata Jibril.

Takluknya ISIS membuat para pengikutny­a kocar-kacir. Di Raqqa, Syria, yang menjadi basis utama ISIS, setidaknya ada lima keluarga asal Indonesia yang selama ini mengabdi kepada mereka. Saat ISIS masih berjaya, lima keluarga itu kerap memfasilit­asi orang Indonesia untuk bergabung. Salah seorang kepala keluarga tersebut adalah pentolan ISIS berinisial A dari Pamulang, Banten. ”Kondisi saat ini membuat mereka tersadar,” paparnya.

A bersama keluarga dan temanteman­nya begitu menderita. Bahkan, mereka disebut sampai memakan rumput karena kelaparan. Tidak ada lagi orang ISIS yang mau membantu mereka. ”Semua sudah kabur sendiri-sendiri,” jelasnya.

Sesuai dengan informasi yang didapatnya, lima keluarga tersebut telah menyadari bahwa ISIS merupakan pemerintah­an sesat. Mereka bertobat, tetapi telah kehilangan semuanya. ”Mau kembali ke Indonesia, tapi sudah tidak memiliki paspor karena dibakar. Akhirnya kebanyakan di antara mereka menyerah ke pasukan Kurdi,” ujarnya.

Menurut Jibril, kondisi semacam itu tentu perlu disikapi. Pemerintah diharapkan mampu memberikan solusi. ”Mereka tetap warga Indonesia, tapi tentunya perlu untuk melakukan skrining keamanan ke mereka,” jelas pria yang dipenjara lima tahun karena terlibat serangan Bom J. W. Marriott pada 2009 itu.

Jibril meyakini bahwa mereka tidak akan lagi memikirkan soal melakukan aksi teror. Mereka hanya memikirkan keselamata­n keluarga dan diri sendiri. ”Mereka setidaknya ingin keluarga selamat,” katanya.

Kondisi tersebut juga perlu menjadi pelajaran. Jibril mengatakan, orang yang saat ini masih percaya pada ISIS harus mengetahui­nya. ISIS itu bukanlah pemerintah­an Islam. ”Jangan percaya para ISIS, jangan mau ditipu,” jelasnya.

Ya, kampanye melawan paham ISIS akan lebih mengena apabila dilakukan oleh orang-orang yang telah menjadi korban kelompok militan itu. (idr/c7/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia