Daya Tarik Infrastruktur dan Kawasan Pantai
Pengembang serta Konsumen Incar Wilayah Timur
SURABAYA – Perbaikan infrastruktur mendukung pengembang untuk melirik wilayah Surabaya Timur. Hingga 2021, properti diprediksi terus tumbuh. Apartemen, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan hotel akan bertambah.
Dari data yang dirilis Colliers International, konsultan properti, bakal ada 21 apartemen baru hingga 2021. Selain itu, ada 7 hotel, 6 pusat perbelanjaan, dan 5 perkantoran.
Menurut Ketua REI Jawa Timur Danny Wahid, hunian vertikal menjadi tren di Kota Pahlawan. Mahalnya rumah tapak membuat konsumen mulai beralih ke apartemen. Selain itu, pemilik rumah tapak masih ingin memiliki tempat tinggal di apartemen. ’’Orang beli apartemen sudah seperti pola hidup, meskipun dia sudah punya rumah tapak,” ujarnya.
Danny menambahkan, apartemen menjadi pilihan hunian sekaligus investasi. Apalagi, harga per meter persegi unit apartemen di Surabaya Timur naik 7,3 persen setiap tahun. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan per tahun di wilayah Surabaya Barat, yaitu 5,1 persen. Pada 2016, harganya Rp 15 juta per meter persegi. Kini, harganya mencapai Rp 16,2 juta per meter persegi.
Sepanjang 2017, ada 1.224 hunian vertikal baru di Surabaya. Dari jumlah tersebut, 264 hunian terdapat di Surabaya Timur, tepatnya di sisi MERR. Selain itu, pemerintah kota (pemkot) terus menggarap jalur lingkar luar timur ( JLLT). Dari total anggaran Rp 31,2 miliar, sudah terealisasi 47,3 persen untuk pembebasan lahan MERR. Untuk JLLT, pemkot menyiapkan anggaran Rp 46,7 miliar. Masih ada 37 persil yang harus dibebaskan untuk pembangunan JLLT.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Surabaya Eko Agus Supriadi Sapoetro menyatakan, investasi hunian vertikal sempat menduduki tempat teratas tahun lalu. Pada 2018, investor diprediksi masih melirik properti. Pembangunan akses baru itu bertujuan meningkatkan investasi.
Dia melanjutkan, pengembangan apartemen juga menyasar kawasan pantai Surabaya. Pemkot bakal membangun fasilitas wisata pantai. ’’Sudah ada lima pengembang yang menyatakan siap untuk ikut mengembangkan wilayah pantai sisi timur,” tuturnya.
Sementara itu, Danny berharap regulasi yang diterapkan pemerintah untuk hunian vertikal dipermudah. Sedikitnya, dibutuhkan waktu setahun guna merealisasikan izin hunian vertikal. Dia mengharapkan perbaikan regulasi dari pemerintah maupun perbankan pada 2018. ’’Kalau perizinannya sudah lama, bagaimana dengan realisasinya,” ucapnya. ( gal/c18/dio)