Jawa Pos

Termakan Isu Difteri, Trompet Tiup Kurang Laku

- NUNUKAN (raw/lim/c19/fat)

– Beredarnya isu virus difteri bisa ditularkan melalui trompet membuat sejumlah warga enggan membeli trompet tiup. Menjelang pergantian tahun, warga memilih trompet gas yang cukup dibunyikan dengan dipencet.

Kecenderun­gan itu diungkapka­n Herna, warga Jalan Pasir Putih, Nunukan Tengah, kemarin. Herna bahkan melarang anaknya membeli trompet tiup lantaran takut tertular virus difteri. Apalagi, larangan itu dikuatkan imbauan pihak sekolah anaknya yang juga melarang murid-murid membeli trompet tiup.

’’Kata gurunya, anak-anak tidak boleh membeli trompet sembaranga­n. Apalagi saya dengar ada virus difteri itu, jadi takut juga saya biarkan anak saya membeli trompet,’’ ujarnya.

Solikun, salah seorang pedagang trompet musiman, mengaku omzet penjualann­ya menurun drastis jika dibandingk­an dengan tahun sebelumnya. Salah satu penyebabny­a memang isu persebaran virus difteri lewat trompet tiup yang bekas dicoba banyak orang. ’’ Ya, saya rasa karena pada takut sakit difteri. Belum lagi ekonomi lagi lemahlemah­nya. Makanya, omzet penjualan bisa turun drastis tahun ini,’’ ujarnya.

Solikun mengungkap­kan, pada 2016, dua hari menjelang perayaan pergantian tahun, trompet yang dijual nyaris habis terbeli. Berbeda dengan tahun ini, sehari menjelang hari H tahun baru, banyak barang daganganny­a yang belum terjual. Omzet yang biasanya bisa mencapai Rp 3 juta dalam beberapa hari turun hingga hanya Rp 1 juta. Hal itu pun jelas tak membawa banyak keuntungan.

 ?? RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN/JPG ?? MASIH BANYAK: Seorang pedagang trompet berjualan di Alun-Alun Nunukan kemarin.
RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN/JPG MASIH BANYAK: Seorang pedagang trompet berjualan di Alun-Alun Nunukan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia