Jawa Pos

Proses Hukum Masih Menunggu Diagnosis Dokter

Ayah Pembunuh Anak Kandung

-

SURABAYA – Panji Adi Saputro yang diduga membunuh anak kandungnya pada Selasa (9/1) masih berada di RS Bhayangkar­a kemarin (11/1). Kondisi kejiwaanny­a yang mengarah ke psikosis akut membuat dia belum bisa menjalani proses penyidikan. Hal itu ditandai dengan ketidakmam­puan dia menilai kenyataan dan sering mengalami halusinasi maupun berperilak­u kacau dan aneh.

Dengan kondisi seperti itu, pihak kepolisian tidak bisa serta-merta memproses hukum pria yang tinggal di Jalan Ploso Timur VI A No 32, Kecamatan Tambaksari, itu. Sesuai prosedur hukum, Panji harus mendapatka­n penanganan dari ahli terlebih dahulu

”Kami menunggu surat rekomendas­i dari dokternya, baru bisa masuk ke proses selanjutny­a,” ujar Kapolsek Tambaksari Kompol Prayitno yang menangani kasus tersebut.

Jika dokter menyatakan dia sakit, proses hukumnya akan dihentikan. Panji tidak bisa ditindak meski sudah menghilang­kan nyawa putra tunggalnya yang bernama Gio Rosid Mawardi, 16 bulan. Jika membutuhka­n penanganan kejiwaan, Panji akan dirujuk untuk mendapatka­n perawatan intensif di rumah sakit jiwa. Jika dibiarkan bebas tanpa pengobatan, dia dikhawatir­kan akan membahayak­an lingkungan sekitar.

Selain mengidap psikosis, berdasar riwayat kesehatann­ya, Panji pernah mengidap epilepsi. Panji juga pernah diadukan ke Polsek Tambaksari pada Maret 2017. Saat itu, dia melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, Sri Wahyuni. Namun, dia tidak ditahan dan dikembalik­an ke keluarga. Siapa sangka pada akhirnya pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen itu justru tega menghabisi anak kandungnya sendiri.

Keluarga sang istri berharap Panji bisa mendapatka­n penanganan hukum yang sesuai. Mereka khawatir, jika dilepaskan begitu saja, kejadian seperti itu bisa terulang. ”Kalau memang dinyatakan sakit ya semoga dikirim ke rumah sakit yang sesuai untuk dirawat,” ujar kakak Sri, Anik Hari Wahyuni.

Dalam kehidupan sehari-hari, pria 33 tahun itu dikenal tetanggany­a sering melakukan KDRT secara fisik. Meski begitu, sang istri pulalah yang bisa membantu menenangka­n jika Panji sedang dikuasai amarah. Amarah juga sering diluapkan Panji kepada Gio. ”Biasanya kalau kambuh, lengan Gio itu dicengkera­m kuat sama Panji,” ujar Rahmah Rusleni Sarah, tante Gio.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia