Jawa Pos

Sampah Kompos Perantinga­n 229,5 Ton Per Bulan

-

SURABAYA – Musim hujan membuat pohon di tepi jalan semakin lebat. Untuk itu, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemanfaata­n Sampah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya gencar melakukan perantinga­n. Sampah hasil perantinga­n pun jadi menggunung. Terutama di rumah-rumah kompos Surabaya Timur. Salah satunya, Rumah Kompos Bratang, Kecamatan Gubeng.

Kemarin (11/1) pukul 14.00 ada tiga dump truck sampah perantinga­n yang masuk di rumah kompos itu. Gudang pengolahan sampah rumah kompos tertua di Surabaya tersebut hampir penuh dengan tumpukan ranting-ranting pohon yang belum dipilah.

Beberapa pekerja sibuk memilah daun dan ranting. Aktivitas pembuatan kompos berlangsun­g nonstop 24 jam. ’’Tidak pernah berhenti. Semua lembur. Petugas diatur per sif,’’ kata Kepala UPTD Pemanfaata­n Sampah DKRTH Surabaya Khoirunisa.

Musim hujan menjadi salah satu faktor bertambahn­ya sampah organik dari hasil perantinga­n. Rumah Kompos Bra_ tang menjadi lokasi pengolahan kompos yang bersumber bahan baku perantinga­n pohon. Ada juga sampah pasar dan rumah tangga. Namun, jumlahnya lebih sedikit daripada perantinga­n pohon. ’’Hampir setiap hari tim dinas pertamanan punya jadwal perantinga­n,’’ ujarnya.

Saat bahan baku di Rumah Kompos Bratang penuh, sampah perantinga­n dialihkan ke rumah kompos wilayah lain. ’’Puncaknya pada Desember 2017. Bulan ini, kemungkina­n juga tinggi,’’ prediksi Khoirunisa.

Dalam sebulan, bahan baku dari perantinga­n pohon yang masuk mencapai 229.542 kilogram. Sampah tersebut akan diolah menjadi kompos dan energi listrik. ’’Sementara masih dua olahan,’’ ujarnya.

Khoirunisa menuturkan, ketika diolah menjadi kompos, jumlah bahan baku yang masuk tersebut akan menyusut 50–60 persen. Artinya, dalam sebulan, dihasilkan 137.725 kilogram. ’’Kompos yang sudah jadi langsung dimanfaatk­an untuk banyak hal,’’ ucapnya.

Salah satunya, kebutuhan pupuk kompos taman-taman di Surabaya. Selain itu, kompos tersebut juga digunakan memenuhi permintaan masyarakat guna penghijaua­n taman-taman di kampung. ’’Kalau permintaan jumlah kecil bisa langsung ke rumah kompos. Tetapi, kalau jumlah besar langsung ke dinas,’’ tuturnya.

Khoirunisa mengatakan, saat ini pihaknya menerjunka­n delapan petugas untuk mengolah sampah dan patroli pengiriman kompos. Melihat tingginya bahan baku yang masuk di rumah kompos, pemkot berencana menambah kapasitas. Rencananya, dibangun rumah kompos baru di Surabaya Timur dan Surabaya Barat. ’’Di timur berada di kawasan mangrove. Lokasinya sudah disurvei,’’ ungkapnya.

 ?? GHOFUUR EKA/ JAWA POS ?? ORGANIK: Achman Fauzan mengumpulk­an ranting pohon untuk dicacah menjadi kompos kemarin (11/1) di Rumah Kompos Bratang.
GHOFUUR EKA/ JAWA POS ORGANIK: Achman Fauzan mengumpulk­an ranting pohon untuk dicacah menjadi kompos kemarin (11/1) di Rumah Kompos Bratang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia