Jawa Pos

Dewan Belum Sreg Skema KPBU

Nilai Pemkab Bisa Bangun RS dengan Dana APBD

-

SIDOARJO – Proses telaah atau review pembanguna­n Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Barat akhirnya rampung. Minggu lalu, PT Sarana Multi Infrastruk­tur (SMI) selaku pendamping proyek pembanguna­n mempresent­asikan hasil review kepada DPRD Sidoarjo.

Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Achmad Zaini mengatakan, PT SMI memaparkan seluruh kebutuhan pembanguna­n. Perwakilan dari perusahaan pelat merah itu, antara lain, mempresent­asikan besaran investasi yang dibutuhkan, kebutuhan anggaran, dan SDM yang diperlukan.

Pada pertemuan tersebut, pemkab dan PT SMI hanya menyampaik­an hasil telaah dan keunggulan membangun rumah sakit dengan metode kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Meski masih baru, konsep KPBU sebenarnya sudah dijalankan di sejumlah negara. Salah satunya, Jepang. Pemkab sempat melihat praktik KPBU di Negeri Sakura akhir tahun lalu. Pembanguna­n sampai perawatan ditangani oleh konsorsium. ” Konsep KPBU di Jepang itu akan kami pakai untuk membangun RSUD Sidoarjo Barat,” ucapnya.

Meski pembanguna­n, perawatan, serta manajemen di- handle pihak ketiga, pemerintah tetap bisa mengontrol RSUD. Agar ru- mah sakit tetap berjalan baik, nanti dibentuk Unit Pelayanan Teknis (UPT) RSUD Sidoarjo Barat. Mantan kepala badan pelayanan perizinan terpadu (BPPT) itu mengatakan, UPT berhak melakukan penilaian pekerjaan. ” Misalnya, jika pelayanan UGD sampai 15 menit belum terlayani, tentu akan ada konsekuens­i,” jelasnya.

Setelah paparan review, pemkab bakal menunggu jawaban dari DPRD. Februari nanti, pemkab dan dewan mengambil keputusan. Apakah memilih KPBU atau skema pembanguna­n lain. Setelah keputusan diambil, lelang pembanguna­n langsung dilakukan.

Terkait hal itu, sejumlah fraksi masih menimbang skema yang terbaik. Saat ini ada tiga skema yang dipertimba­ngkan. Yakni, pembanguna­n dengan KPBU, menggunaka­n APBD, serta gabungan antara KPBU dan APBD.

Ketua Fraksi PKS-Nasdem Aditya Nindyatman mengatakan, pihaknya mendukung pembanguna­n RSUD Sidoarjo Barat. Pendirian RS tersebut merupakan kebutuhan yang mendesak. Namun, dia belum sreg dengan skema pilihan pemkab. Dia menilai KPBU masih punya banyak kekurangan. Misalnya, dana yang dibutuhkan terlalu besar. Proyek tersebut menelan dana Rp 250 miliar. ’’ Itu terlalu besar. Saya pernah berdiskusi dengan ahli kesehatan dan manajemen rumah sakit. Untuk membangun rumah sakit tipe C, hanya butuh Rp 100 miliar,’’ paparnya.

Anggota komisi C itu menambahka­n, APBD Sidoarjo masih sangat mampu untuk membangun RSUD barat. Sebab, kebutuhan dana hanya Rp 250 miliar. ” Kekuatan anggaran Sidoarjo sangat mampu untuk itu,” ucapnya.

Senada dengan Aditya, Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Taufik Hidayat Tri Yudono mengungkap­kan, pemkab seharusnya menelaah satu per satu skema pembanguna­n rumah sakit tersebut. Telaah itu lantas dikirim ke DPRD untuk didiskusik­an lebih lanjut. ” Kalau ini kan seperti mengarahka­n kami memilih KPBU,” ujarnya.

 ?? GRAFIS: DAVID/JAWA POS ??
GRAFIS: DAVID/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia