Ide muncul Karena Malas Belajar
Sore itu salah satu mal di kawasan Surabaya Barat tampak begitu ramai. Padahal, hari itu bukan weekend dan hujan turun cukup deras di luar mal. Ternyata ada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang menjadi sales di salah satu stan di Subo
JANGAN bayangkan Kaesang datang berpakaian batik formal dan celana hitam serta sepatu pantofel seperti ayahnya. Hari itu Kaesang tampil kasual. Cukup dengan kaus hitam polos, celana jins, dan sepatu sneakers. Begitu saja sudah membikin penampilannya menonjol.
Rambutnya tampak rapi dengan polesan pomade. Sehari sebelumnya, Kaesang sempat dinyi
nyirin warganet karena poni di rambutnya dianggap terlalu panjang dan mengganggu penam pilannya. ’’ Kui poni po
gorden to Mas? ( Itu poni atau gorden sih, Mas?)’’ protes salah seorang warganet. Tentu, hari itu Kaesang bukan
sales biasa. Stan yang dijaga Kaesang menjual Hompimpa,
board game yang dirilis bersama kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, dan tiga rekannya. Gibran juga hadir menemani adiknya. Dua anggota Paspampres dengan setia mengawal mereka. Tetapi tidak cukup ketat untuk menjaga Kaesang dari serbuan fans yang ingin berswafoto dan menyapanya. Kaesang membalasnya dengan senyum manis yang membikin fansnya semakin histeris.
Hari itu dia menepati janji untuk bermain Hompimpa bersama empat pembeli yang beruntung. Kaesang dan Gibran langsung duduk berdampingan. Namun, hanya Kaesang yang ikut main. Adapun Gibran sibuk mengarahkan kamera smartphone milik adiknya. Tampaknya, dia sedang menjadi mimin ( admin) fitur live di
Instagram Kaesang. ’’ Opo ae toh
iki? (Ada apa sih ini)?’’ ucap Kaesang ketika melihat Gibran
nge-live ke arahnya.
Oke, kembali ke Hompimpa. Terdapat tiga board game yang disediakan. Yakni, Acaraki, The Art of Batik, dan Math Cat. Kaesang memilih Math Cat. Sesuai namanya, permainan itu mengandalkan pengetahuan matematika. Pemain harus mengombinasikan beberapa kartu angka dengan beragam jenis operasi hitung (kali, bagi, tambah, serta kurang) hingga menghasilkan angka pada kartu kucing.
Pemain yang bisa menyusun angka dan operasi hitung harus cepat-cepat menepuk kartu kucing. ’’Karena saya nggak suka ribet, saya suka Math Cat ini,’’ kata Kaesang dengan logat Jawa yang cukup kental.
Beberapa kali main, Kaesang ternyata kalah cepat dengan lawanlawannya. Meski begitu, permainan berlangsung cukup seru. Tidak ada
jaim dan sungkan. Bahkan, rasanya seperti bermain dengan teman, bukan dengan anak orang nomor satu di Indonesia. ’’Sering kalah nih karena yang lain jago banget,’’ kata mahasiswa Singapore Institute of Management University itu.
Semua permainan Hompimpa tidak hanya seru, tetapi juga memberikan pelajaran. Misalnya, permainan The Art of Batik yang membuat pemain merasakan pembuatan batik yang cukup panjang. Selain itu, ada Acaraki. Nama Acaraki diambil dari sebutan para peramu jamu pada zaman kerajaan Majapahit. Lewat permainan itu, pemain diajak lebih mengenal jamu tradisional Indonesia.
’’Saya sendiri paling males belajar. Tapi, mau nggak mau harus belajar. Gimana caranya bisa belajar sambil main juga. Nah, tercetus ide bikin game-game ini,’’ kata Kaesang. Dalam waktu dekat Kaesang dan tim Hompimpa menambah jenis permainan baru. Tentu,
game itu akan mengandung nilai sejarah Indonesia. ’’Sekitar Februari. Tunggu aja ya!’’ ungkapnya.
Kaesang Pangarep
Saya sendiri paling males belajar. Tapi, mau nggak mau harus belajar. Gimana caranya bisa belajar sambil main juga. Nah, tercetus ide bikin gamegame ini.”