Jawa Pos

Dua Penambang Tertimbun Longsor

Gara-gara Kondisi Tanah Labil

-

BLITAR – Kesibukan para penambang pasir di Kaliputih, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, mendadak berhenti. Dua penambang pasir tertimbun longsoran tebing setinggi 20 meter kemarin pagi (12/1).

Dua penambang apes itu adalah Tholib dan Zamroji. Keduanya tercatat sebagai warga Desa Batuaji, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Untung, nyawa mereka bisa diselamatk­an.

Saat longsor terjadi, mereka sempat menghindar sehingga seluruh badan tidak sampai tertimbun. Meski begitu, keduanya harus dilarikan ke rumah sakit. Tholib dan Zamroji mengalami luka di bagian kepala.

Berdasar informasi yang diterima koran ini kemarin, bencana itu terjadi pukul 03.00. Para penambang pasir di aliran sungai Gunung Kelud tersebut memang beroperasi 24 jam penuh. Tiap hari kawasan itu dipenuhi armada atau truk yang lalu-lalang.

Nah, saat itu seperti biasa Tholib dan Zamroji sibuk menambang pasir muntahan material Gunung Kelud. Tak lama kemudian petaka tersebut datang. Tebing kali setinggi kurang lebih 20 meter itu longsor.

Sontak, kedua korban yang berada di bawah sedang sibuk menambang pasir tersebut kaget. Tanpa menunggu, mereka langsung berusaha menyelamat­kan diri. Namun, karena material longsor cukup banyak, longsoran bergerak cepat. ”Korban yang mengetahui saat itu langsung berusaha menghindar,” kata Kasubbaghu­mas Polres Blitar AKP Purwadi.

Karena terlambat menyelamat­kan diri, lanjut Purwadi, keduanya tertimbun material longsor berupa pasir, batu, dan pohon. ”Kepala dan tangan korban mengalami luka-luka,” ucap Purwadi.

Penambang lain yang mengetahui kejadian itu pun langsung menghindar­i material longsor. Warga kemudian datang untuk melakukan evakuasi. Tak ingin terjadi hal lebih buruk, warga melarikan Tholib dan Zamroji ke rumah sakit terdekat. Warga lain melapor ke pihak berwajib. Polsek Garum yang menerima laporan langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Polisi langsung memeriksa saksi-saksi dan mengolah TKP.

Hasil olah TKP, longsor tebing kali itu diduga disebabkan kondisi tanah labil dan hujan yang turun beberapa hari terakhir. Polisi lantas mengamanka­n TKP. Polisi juga mengimbau untuk sementara waktu para penambang tidak mendekat ke lokasi bencana. Apalagi menambang di sekitar lokasi tebing yang longsor itu. Sebab, dikhawatir­kan terjadi longsor susulan yang lebih besar.

”Makanya, untuk sementara penambang jangan mendekat dan menambang. Mengingat cuaca juga tak bersahabat,” tutur perwira berpangkat tiga balok di pundak tersebut.

Longsornya tebing Kaliputih tidak terjadi sekali itu saja, tapi sudah beberapa kali. Dari beberapa kali kejadian, pernah dilaporkan satu meninggal dunia. Korban yang seorang sopir truk itu tewas lantaran tertimbun longsoran. Posisinya tepat duduk di bagian kursi sopir.

Saat itu evakuasi memakan waktu dua hari lebih karena medan yang sulit dan cuaca yang tak bersahabat. Di samping itu, bukan hanya material pasir dan batu kecil-kecil yang menimbun. Ada juga batu cukup besar yang tepat menerpa korban. Akibatnya, proses evakuasi secara manual mengalami kesulitan sehingga akhirnya menggunaka­n alat berat berupa ekskavator.

 ?? GRAFIS: ADNAN/JAWA POS ??
GRAFIS: ADNAN/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia