Impor untuk Stabilkan Harga Beras
Wapres Jamin Tidak Rugikan Petani
JAKARTA – Pemerintah berencana mengimpor 500 ribu ton beras dalam menghadapi kenaikan harga beras. Wapres Jusuf Kalla ( JK) menegaskan, keputusan impor diambil untuk memastikan ketersediaan stok beras dan menjaga stabilitas harga. Diharapkan, konsumen tidak melakukan protes karena harga mahal. Sebaliknya, petani tidak dirugikan karena harga terlalu murah.
JK menuturkan, beras di Indonesia pada dasarnya sudah memiliki harga patokan. Bila harga beras melebihi patokan yang ditetapkan, Bulog akan mengeluarkan persediaan di gudang untuk dijual sesuai dengan harga patokan. Dengan demikian, harga beras di pasaran bisa turun kembali sesuai dengan harga patokan.
Permasalahannya, saat ini stok beras kurang. ’’Karena stoknya sekarang kurang, impor dulu, baru dijual,’’ terang JK kemarin (12/1).
Dia berharap gelontoran beras bisa membuat harga beras yang sempat naik hingga Rp 2.000 per kg bisa normal kembali sembari menunggu masa panen yang dimulai Februari mendatang.
Saat panen raya mendatang, persediaan beras bakal melim- pah. Di situ, lanjut JK, Bulog juga punya peran agar harga di tingkat petani tidak jatuh. ’’Kalau turun harga, dia (Bulog) membeli supaya naik harga (beras),’’ tuturnya. Dengan sistem yang dijalankan Bulog, harga beras akan stabil.
Karena itu, petani tidak perlu khawatir atas kebijakan impor tersebut. ’’Yakinlah, kalau dia produksi banyak, pasti dibeli oleh Bulog,’’ tegasnya. Dengan demikian, keuntungan petani tetap terjaga meski stok melimpah mulai bulan depan.