Cuci Uang di Money Changer
BNNP Jatim Telusuri Aliran Duit Bandar
SURABAYA – Penyidikan kasus 7,3 kilogram sabu-sabu tidak berhenti meski enam pelaku tertangkap. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim juga menelusuri sejumlah usaha yang dijadikan bandar sebagai tempat untuk mencuci uang hasil bisnis narkoba.
Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, bandar memiliki jalur penyaluran uang hasil bisnis narkoba yang sangat rapi. Keuntungan tidak langsung dinikmati oleh bandar. BNNP Jatim menemukan pola itu saat menganalisis rekening milik Hamid, bandar besar yang tewas karena kehabisan darah setelah tertembak.
Sumber koran ini menyebutkan, Hamid memasok sabu-sabu berkualitas sangat baik ke seluruh area Madura dan Surabaya. Harganya pun sangat mahal jika dibandingkan dengan jenis sabu-sabu yang lain. Dalam sebulan, dia bisa menjual 20–40 kilogram. ”Kalau dirupiahkan, sekitar Rp 80–100 miliar per bulan,” ujar sumber tersebut.
Uang sebanyak itu tidak pernah kasatmata. Hamid memilih menyalurkannya ke sejumlah bidang usaha. Yakni, rental mobil dan usaha money changer. Hal tersebut dilakukan untuk menyamarkan agar aliran duit itu tidak mudah terdeteksi petugas.
Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra saat dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut. Dia mengatakan, rental mobil menjadi pilihan paling strategis untuk Hamid
Sebab, dia menjadi kepala distribusi bandar di Madura. Usaha itu memudahkannya untuk keperluan antar-jemput narkoba, penyamaran, dan pelarian. ”Rentalnya juga melayani umum. Selain untuk mengirim narkoba,” katanya.
Money changer juga menjadi pilihan untuk mencuci uang. Berdasar hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka lain yang masih hidup, Hamid mengambil keuntungan dari TKI (tenaga kerja Indonesia) yang banyak menetap di Malaysia. Para TKI yang hendak mengirimkan nafkah kepada keluarganya di Jawa dan Madura sering kali sulit mentransfer dana dalam mata uang ringgit. ”Hamid mendirikan badan hukum yang sah, tapi hanya dijadikan kedok,” ujarnya.
Hamid diketahui sering menggunakan beberapa rekening di Malaysia dan Indonesia untuk mengirimkan uang kepada sejumlah rekan bisnisnya dalam bentuk mata uang ringgit. Wisnu berjanji dalam waktu dekat, pihaknya dengan dibantu aparat terkait menyita aset sejumlah orang yang berada dalam pusaran Hamid. ”Yang jelas segera, tapi tidak dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya.