Bangun Sentra PKL Libatkan Pedagang
SURABAYA – Niat pemkot untuk menyediakan tempat berjualan yang layak bagi pedagang kaki lima (PKL) patut diapresiasi. Namun, beberapa sentra PKL yang sudah didirikan ternyata masih sepi pengunjung. Untuk itu, pemkot berinisiatif melibatkan pedagang dalam penyusunan konsep dan pembangunannya.
Pengembangan dengan metode baru itu sementara bakal diaplikasikan pada sentra PKL yang sudah berdiri, tetapi belum ramai. Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, perubahan tersebut diperlukan agar sentra yang dibangun pemkot tidak mubazir.
Eri menuturkan, ada beberapa titik sentra PKL yang dievaluasi. Termasuk titik yang akan dibangun sentra baru. ”Sebelum membangun, kita akan mengajak bicara para PKL. Konsepnya seperti apa,” terangnya.
Jadi, pemkot tidak akan langsung membangun. Sebab, dari evaluasi yang dilakukan selama ini, pedagang sering mengeluhkan sepinya sentra karena pangsa pasarnya kurang cocok.
Selain itu, lokasi dan fasilitas sentra PKL perlu dirembukkan bersama pedagang. Kurang sesuainya spesifikasi sentra dengan kebutuhan pedagang juga membuat mereka sering kali enggan pindah ke sana. Mereka tetap memilih untuk berjualan di tempat lain atau tempat semula.
Pedagang harus dilibatkan dalam perencanaan sehingga mereka juga merasa memiliki. ”Yang merencanakan dan menempati tempat ini adalah saya. Jadi, saya ingin seperti apa supaya nyaman. Jadi, (pemkot) tidak moro-moro mbangun,” paparnya.
Eri mencontohkan sentra PKL di dekat Gelora Bung Tomo (GBT) yang tidak ditempati saat ini. Dia menilai, tempatnya yang jauh dari keramaian bisa jadi salah satu faktor yang kurang menarik massa. Sebetulnya, lanjut dia, masalah lokasi sudah dipelajari dan dihitung oleh dinas terkait, yakni dinas koperasi. Namun, bisa saja ada masukan yang lebih baik dari pedagang karena pedagang yang lebih tahu medan di lapangan.